Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melacak Buaya Berkalung Ban Bekas, Belum Tertangkap hingga Jadi Tontonan Warga

Kompas.com - 13/02/2020, 16:45 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

 

KOMPAS.com - Hingga hari Kamis (13/2/2020), perburuan seekor buaya berkalung ban bekas di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, masih belum membuahkan hasil.

Strategi dua pawang buaya asal Australia justru menangkap seekor buaya lain yang tak ada ban bekas di lehernya.

Dinas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah dan tim khususnya masih terus berusaha melacak jejak buaya berkalung ban bekas tersebut.

Sementara itu, aksi perburuan buaya berkalung ban bekas yang melibatkan pawang dari Australia tersebut menjadi tontonan warga.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Menangkap buaya lain

Petugas memasang jaring untuk mempersempit ruang gerak buaya liar yang terjerat ban sepeda motor saat berlangsungnya proses penyelamatan di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (7/2/2020). Perilaku buaya yang berpindah-pindah dan sulit didekati serta banyaknya warga yang berada dilokasi menjadi kendala utama yang dihadapi petugas untuk melakukan proses evakuasi dalam upaya penyelamatan satwa tersebut dan terpantau hingga pukul 18.00 WITA buaya tersebut belum berhasil ditangkap oleh petugas.ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH Petugas memasang jaring untuk mempersempit ruang gerak buaya liar yang terjerat ban sepeda motor saat berlangsungnya proses penyelamatan di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (7/2/2020). Perilaku buaya yang berpindah-pindah dan sulit didekati serta banyaknya warga yang berada dilokasi menjadi kendala utama yang dihadapi petugas untuk melakukan proses evakuasi dalam upaya penyelamatan satwa tersebut dan terpantau hingga pukul 18.00 WITA buaya tersebut belum berhasil ditangkap oleh petugas.

Buaya dengan panjang kurang lebih 4 meter terkena harpun milik Matt Wright dan timnya. Namun, buaya tersebut ternyata bukan buaya yang terjerat ban bekas di lehernya.

Tim pun segera melepas kembali buaya tersebut ke Sungai Palu.

"Harpun kemudian kita coba, dan buaya itu terkena. Matt kemudian menariknya ke tepi. Setelah kita lepaskan harpunnya, buaya kita rilis kembali ke sungai," kata Haruna, Ketua Satgas Penyelamatan Satwa, yang dihubungi melalui sambungan telpon, Rabu (12/2/2020).

Harpun adalah sejenis tombak yang sering digunakan Matt untuk berburu buaya.

Selain harpun, Matt dan timnya juga memasang perangkap sepanjang 4 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 1 meter.

Baca juga: Buaya Berkalung Ban Belum Tertangkap, Harpun Matt Wright Kenai Buaya Lain yang Seukuran

2. Pawang buaya asal Australia yakin tangkap buaya berkalung ban bekas

Buaya liar yang terjerat ban sepeda motor bersembunyi disekitar reruntuhan beton saat berlangsungnya proses penyelamatan di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (7/2/2020). Perilaku buaya yang berpindah-pindah dan sulit didekati serta banyaknya warga yang berada dilokasi menjadi kendala utama yang dihadapi petugas untuk melakukan proses evakuasi dalam upaya penyelamatan satwa tersebut dan terpantau hingga pukul 18.00 WITA buaya tersebut belum berhasil ditangkap oleh petugas.ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH Buaya liar yang terjerat ban sepeda motor bersembunyi disekitar reruntuhan beton saat berlangsungnya proses penyelamatan di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (7/2/2020). Perilaku buaya yang berpindah-pindah dan sulit didekati serta banyaknya warga yang berada dilokasi menjadi kendala utama yang dihadapi petugas untuk melakukan proses evakuasi dalam upaya penyelamatan satwa tersebut dan terpantau hingga pukul 18.00 WITA buaya tersebut belum berhasil ditangkap oleh petugas.

Seperti diketahui, Matt Wright mengatakan, trap atau jebakan akan dipasang di Jembatan 2, Jalan Gusti Ngurah Rai, Kota Palu, Sulawesi Tengah, dengan menggunakan umpan satu ekor bebek hidup.

"Saya berharap trap ini bisa berhasil berdasarkan pengalaman kami di lapangan. Sudah banyak buaya yang kami tangkap dengan menggunakan trap atau jebakan ini," kata Matt, Selasa (11/2/2020).
Tim Satgas menyiapkan dua trap untuk menangkap dan melepaskan ban di leher buaya. Namun, baru satu yang digunakan.

Matt Wright tidak sendirian. Dirinya ditemani rekannya, Chris Wilson.

Keduanya merupakan ahli sekaligus pemerhati buaya dari Australia. Mereka berharap bisa membantu untuk menyelamatkan satwa buaya berkalung ban bekas tersebut.

Baca juga: Ramainya Warga di Pinggir Sungai Palu Sulitkan Penangkapan Buaya Berkalung Ban

3. Menjadi tontonan warga

Para memotor penepikan motornya untuk melihat jebakan yang dipasang bule asal Australia, Rabu (12/2/2020)KOMPAS.COM/ERNA DWI LIDIAWATI Para memotor penepikan motornya untuk melihat jebakan yang dipasang bule asal Australia, Rabu (12/2/2020)

Usai menjai vira di media sosial, hampir setiap hari warga datang untuk melihat aksi perburuan buaya di sepanjang Sungai Palu.

Warga yang datang pun tak hanya dari Kota Palu, tetapi juga dari daerah lain di Sulawesi Tengah.

Hal itu, menurut Haruna, menganggu proses penangkapan buaya. 

"Kami berharap mereka menjauh dari lokasi, untuk memudahkan tim bekerja. Namun kami kesulitan membendung keinginan warga untuk melihat proses penyelamatan satwa liar ini," kata Ketua Tim Satgas Penyelamatan Satwa Liar BKSDA Sulawesi Tengah, Haruna, di Palu, Kamis (13/2/2020).

Baca juga: Tangkap Buaya Berkalung Ban, Ahli dari Australia Pasang Trap Panjang 4 Meter

4. Berharap segera bisa ditangkap

Warga negara Australia, Matthew Nicolas Wright (kedua kanan) dan Chris Wilson (kiri) berbincang dengan petugas saat memantau lokasi kemunculan seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor di Sungai Palu di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (11/2/2020). Dua ahli penanganan satwa liar asal Australia tersebut hadir di Kota Palu untuk membantu operasi penyelamatan buaya terjerat ban yang dilaksanakan oleh Satgas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah yang hingga kini belum membuahkan hasil.ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH Warga negara Australia, Matthew Nicolas Wright (kedua kanan) dan Chris Wilson (kiri) berbincang dengan petugas saat memantau lokasi kemunculan seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor di Sungai Palu di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (11/2/2020). Dua ahli penanganan satwa liar asal Australia tersebut hadir di Kota Palu untuk membantu operasi penyelamatan buaya terjerat ban yang dilaksanakan oleh Satgas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah yang hingga kini belum membuahkan hasil.

Menurut Haruna, jumlah populasi buaya di Sungai Palu mencapai ratusan ekor. Populasi sebanyak itu dikhawatirkan juga akan memunculkan konflik manusia dengan buaya.

Pasalnya, Sungai Palu juga menjadi lahan para penambang pasir dan nelayan yang mencari nafkah.

"Ya target kita hari ini buaya itu bisa muncul dan masuk dalam perangkap yang telah di pasang di beberapa titik di Sungai Palu," ujar Haruna.

Baca juga: Ini Kendala Petugas Selamatkan Buaya Berkalung Ban Bekas di Sungai Palu

(Penulis: Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati | Editor: Khairina, David Oliver Purba, Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com