Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-erupsi Merapi, Hujan Abu Tipis di Sleman hingga Status Level II

Kompas.com - 13/02/2020, 14:21 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Erupsi Gunung Merapi pada hari Kamis (13/2/2020) pukul 05.16 WIB mengeluarkan kolom setinggi 2.000 meter.

Berdasar pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, erupsi Gunung Merapi terekam di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 150 detik.

Setelah itu, dari penelusuran Kompas.com, hujan abu tipis sempat mengguyur wilayah Sleman, Yogyakarta. 

 

Pasca-erupsi, BPPTKG Yogyakarta masih menetapkan status Merapi pada level waspada atau level II.

Berikut ini fakta penting usai erupsi Merapi:

1. Terjadi saat cuaca berkabut

Jalur yang harus melalui sungai lahar hujan Gunung Merapi.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Jalur yang harus melalui sungai lahar hujan Gunung Merapi.

BPPTKG menjelaskan, erupsi pada Kamis (13/5) pagi, awan panas guguran terjadi pada pukul 20.36 WIB.

Namun, karena cuaca di sekitar Merapi berkabut, awan panas tersebut tidak terpantau secara visual.

Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu tipis di sekitar Merapi, antara lain di Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah.

"Iya benar, pukul 05.16 WIB," ujar Lasiman, petugas pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, melalui pesan WhatsApp (WA), Kamis.

Baca juga: Gunung Merapi Meletus dengan Tinggi Kolom 2.000 Meter

2. Hujan abu tipis di wilayah Sleman

Abu letusan freatik gunung Merapi menutup motor yang terparkir di kantor BPPTKG Yogyakarta.KOMPAS.com/Wijaya Kusuma Abu letusan freatik gunung Merapi menutup motor yang terparkir di kantor BPPTKG Yogyakarta.

Dilansir dari Antara, hujan abu tipis mengguyur sejumlah titik di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Setelah dua jam dari erupsi, terpantau wilayah yang terdampak hujan abu tipis di beberapa wilayah di Kecamatan Pakem dan Cangkringan," kata Makwan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman.

Menurut dia, daerah yang terdampak hujan abu tipis tersebut yaitu di Kaliadem Lama, Desa Kepuharjo, Dusun Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan.

"Sedangkan di Kecamatan Pakem hujan abu tipis terpantau di Bukit Turgo dan sekitarnya," katanya.

Baca juga: Sabtu Malam, Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran

 

3. Warga Selo di Boyolali tetap beraktivitas biasa

Penampakan Gunung Merapi dari Pos Selo, Boyolali, Senin (18/11/2019) pukul 06.02 WIB.Dok. PVMBG Penampakan Gunung Merapi dari Pos Selo, Boyolali, Senin (18/11/2019) pukul 06.02 WIB.

Pasca-erupsi, warga di lereng gunung Merapi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masih beraktivitas seperti biasa.

Salah satu warga, Samsuri (48), mengatakan, ada suara letusan sekitar pukul 05.16 WIB, lalu disusul keluar asap tebal membumbung tinggi dari puncak.

Namun, warga tetap pergi ke ladang masing-masing yang sekarang ditanami sayur-sayuran dan tetap waspada.

"Warga tentunya tetap waspada dengan status Merapi sekarang. Namun, peristiwa Kamis pagi memang sedikit mengagetkan warga sekitar," kata Samsuri yang juga salah satu anggota SAR Desa Lencoh. 

Baca juga: BPBD Sleman Pastikan Kantong Lahar Mampu Tampung Aliran Lahar Merapi

4. Imbauan BPBD Sleman

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas letusan pada Senin (14/10/2019).Dok. Kepala PVMBG, Kasbani Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas letusan pada Senin (14/10/2019).

Petugas BPBD Sleman, tetap mengimbau warga untuk tidak beraktivitas dalam area radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Selain itu, agar masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi dan agar mematuhi semua imbauan yang diberikan oleh petugas di lapangan," katanya, seperti dilansir dari Antara.

Baca juga: Sidang Ganti Kelamin di Surabaya, Ahli Agama Anggap Penyempurnaan

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com