Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Diberi Obat Turun Panas, Penderita DBD di Jambi Meninggal Dunia

Kompas.com - 13/02/2020, 10:30 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Terlambat ditangani, warga Jambi meninggal dunia akibat jangkitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Jambi Nur Indrayeti mengatakan, salah satu penyebab meninggalnya pasien lantaran penanganan yang tak sigap.

"Salah satu penyebab meninggalnya pasien yang terjangkit DBD itu adalah warga kurang sigap mengatasi dan mengantisipasinya," kata Nur, seperti dikutip dari Antara.

Baca juga: Sudah 50 Tahun, Mengapa DBD di Indonesia Sulit Diatasi?

Demam beberapa hari

ilustrasi demamShutterstock ilustrasi demam
Penderita DBD di Jambi diketahui didominasi anak-anak.

Nurul menjelaskan, pasien yang meninggal dunia karena DBD sudah menunjukkan gejala, berupa demam selama beberapa hari.

Namun, lanjut Nurul, orangtua tidak membawa mereka ke rumah sakit.

Mereka mengatasi sendiri hanya dengan memberikan obat penurun panas.

Baca juga: Cegah DBD Mewabah, Pramuka Dilibatkan Menggalakkan PSN di Jombang

223 kasus selama dua bulan

Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti dan DBD (Demam Berdarah Dengue)TOTO SIHONO Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti dan DBD (Demam Berdarah Dengue)
Hingga Februari 2020, Dinas Kesehatan Kota Jambi mencatat, ada 233 kasus DBD. 2 di antaranya meninggal dunia.

Jumlah tersebut merata di seluruh kecamatan yang ada di Kota Jambi.

Dua korban meninggal dunia berasal dari Kecamatan Paal Merah dan Jambi Selatan.

Kasus jangkitan DBD terbanyak berada di Kecamatan Alam Barajo dengan jumlah 40 kasus.

Disusul kemudian keca,atan Kota Baru dengan 39 kasus.

Tahun 2019, Dinas Kesehatan Kota Jambi mencatat ada 634 kasus penderita DBD. Dari jumlah itu, 10 orang meninggal dunia.

Dinas Kesehatan Kota Jambi berupaya mengantisipasi dan mecegah penularan penyait DBD dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Sumber: Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com