Menurut Anton, lokasi Batu Mahpar dulunya perkebunan milik orang Belanda.
Namun, tak tahu kalau benda-benda temuan ini apakah memiliki nilai sejarah atau tidak.
"Dulu di sini kan perkebunan belanda. Siapa tahu ada yang koleksi. Yang jelas patung ini tua. Model tua. Yang jelas kita menemukan patung. Masalah ketuaan atau tidak, kan ada ahlinya," tandasnya.
Sebelumnya, salah seorang arkeolog Balai Arkeologi Jawa Barat, Lutfi Yondri menyebut temuan patung ganesha dan manusia kerdil di Kasawan Objek Wisata Batu Mahpar Kampung Tegal Munding Desa Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya dinilai ada beberapa kejanggalan.
Baca juga: Warga Tasikmalaya Temukan Arca Ganesha di Objek Wisata Batu Mahpar
Menurutnya, untuk mengetahui nilai sejarah sebuah benda harus dilihat dari bahan dan bentuk benda tersebut.
Secara sekilas saja terlihat patung itu terbuat dari batu cadas atau batu pasir yang sangat mudah untuk diubah bentuknya.
Namun, pihaknya tetap akan memastikan temuan dengan datang ke lokasi penemuan untuk diteliti lebih lanjut.
"Ini cukup menarik. Saya sudah mendapat berita itu tadi malam foto-foto itu. Tapi kalau lihat bahannya, itu mudah sekali diubah bentuknya," jelas Lutfi saat dihubungi lewat telepon, Selasa (11/2/2020).
Kejanggalan lainnya, lanjut Lutfi, adanya patung ganesha dan seperti manusia di lokasi sama tidak sesuai dengan fakta sejarah dan pakem arkeologi selama ini.
Baca juga: Arca di Pinrang Diangkat dari Tempat Penemuannya, Arkeolog Kesulitan Meneliti