Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Lengkap Perusakan Diskotek Pentagon, Berawal dari Pengunjung Tewas Dikeroyok

Kompas.com - 13/02/2020, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Selasa (11/2/2020), massa merusak klub malam Pentagon yang ada di Jalan Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur sekitar pukul 14.30 WIB.

Perusakan terjadi sekitar 15 menit. Lalu massa langsung bergeser ke pemakaman di kawasan Kembang Kuning, Surabaya.

Dari pantauan Kompas.com, pasca-perusakan diskotek Pentagon dijaga ketat oleh puluhan anggota sebuah ormas. Selain itu bangunan diskotek juga diberi garis polisi

Sejumlah kaca bangunan dan pos keamanan Pentagon terlihat pecah. Sedangkan pagar diskotek roboh dan rusak.

Baca juga: Polisi Janji Usut Kasus Tewasnya Pengunjung Diskotek Pentagon

Berawal dari pengeroyokan.

Kapolsek Tegalsari Kompol Rendy Surya Adhitama mengatakan perusakan diskotek Pentagon berawal dari pengeroyokan 4 pria yang terjadi pada Kamis (6/2/2020).

Salah satu korban pengeroyokan yakni Glenn Puttiray koma dan dirawat di RS Jemusari.

Dilansir dari Surya.co.id. disebutkan bahwa Glenn mengalami luka parah di kepala dan barang-barang berharganya dirampas oleh pelaky.

Tak terima dengan pengeroyokan tersebut, di hari yang sama, ratusan massa mendatangi Mapolsek Tegalsari Kamis malam sekitar pukul 18.30 WIB.

Baca juga: Ini Penyebab Perusakan Diskotek Pentagon Surabaya

Mereka mendatangi Mapolsek Tegalsari dan mendesak para pelaku pengeroyokan Glenn Puttiray ditangkap.

"Kami kesini (polsek Tegalsari) meminta kepada kepolisian agar cepat mengejar para pelaku pengeroyokan terhadap adik-adik kami. Satu orang luka parah pada kepala dan mengalami koma akibat pengeroyokan tersebut," kata Marsekan Ibrahmim Lating, perwakilan massa saat ditemui di Mapolsek Tegalsari Surabaya, Kamis (6/2/2020).

Dilansir dari Surya.co.id, setelah aksi di Mapolsek Tegalsari, sekitar pukul 21.22 WIB ratusan massa bergeser ke diskotek Pentagon. Mereka meminta pertanggungjawaban pihak diskotek atas pengeroyokan yang menyebabkan Glenn koma.

Baca juga: Pengunjung Tewas Dikeroyok, Diskotek Pentagon Surabaya Dirusak

Klub malam Pentagon yang terletak di Jalan Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur, yang dirusak massa pada Selasa (11/2/2020) mengakibatkan pagar jebol dan kaca pecah.KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Klub malam Pentagon yang terletak di Jalan Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur, yang dirusak massa pada Selasa (11/2/2020) mengakibatkan pagar jebol dan kaca pecah.
Korban meninggal dunia

Setelah empat hari dirawat, Glenn Puttiray meninggal dunia pada Minggu (9/2/2020).

Dokter menyebut ada luka dalam tempurung kepala sebelah kiri karena hantaman benda tumpul.

Massa kemudian mendatangi Mapolrestabes Surabaya pada Senin (10/2/2020) siang. Mereka menuntut kasus pengeroyokan yang menewaskan Glenn segera diusut.

Sebagian perwakilan massa diterima masuk ke Polrestabes Surabaya untuk menyampaikan aspirasinya.

Baca juga: Diskotek Golden Crown Ditutup karena Narkoba, Ini Penjelasan Pengelola

Selasa (11/2/2020), jenazah Gleen dimakamkan. Iring-iringan massa ikut mengantar jenazah Glenn yang berangkat dari rumah duka di kawasan Rungkut Surabaya, Selasa siang.

Saat di depan diskotek Pentagon, iring-iringan massa berhenti dan mereka berencana tabur bunga sebagai bentuk duka mendalam tewasnya Glenn.

Diduga terprovokasi dan emosi, massa mencoba masuk ke halaman diskotek dengan merusak pagar depan hingga roboh.

Massa juga melemparkan benda-benda ke arah diskotek hingga kaca pecah.

Puluhan polisi yang berjaga tak mampu menbendung aksi spontan massa. Bahkan Kapolsek Tegalsaru Kompol Rendy Surya Adhitama sempat terkenal pukul massa saat mencoba menghalau aksi tersebut.

Baca juga: Kelalaian dalam Pemberian Penghargaan untuk Diskotek Colosseum Berujung Digantinya Plt Kadis Pariwisata

Janji usut kasus tewasnya pengunjung diskotek

IlustrasiKOMPAS/DIDIE SW Ilustrasi
Kepala Polsek Tegalsari Rendy Surya Adhitama memastikan akan mengusut kasus pengeroyokan terhadap Glenn Putiray yang dikeroyok oleh pengunjung lain di sekitar diskotek Pentagon, Jalan Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/2/2020).

"Jadi, ada yang tidak bisa menahan emosi atau mungkin terbawa emosi ya. Padahal, (pengeroyokan yang membuat) almarhum meninggal ini di luar Pentagon," kata Rendy kepada Kompas.com, saat dihubungi, Rabu (12/2/2020).

Menurt Rendy, sebelum pengeroyokan terjadi sempat terjadi gesekan antara korban dan pengunjung lain di dalam diskotek.

Baca juga: Viral Video Pengeroyokan Siswa di Kelas, Ini Faktanya...

Pemicu gesekan adalah korban dan pengunjung yang terlibat pengeroyokan sama-sama sedang dalam kondisi mabuk.

Karena terjadi gesekan, lanjut Kapolsek, pihak sekuriti membawa mereka ke luar Pentagon.

"Gesekan memang terjadi di dalam, akhirnya dibawa keluar sama sekuriti dan terjadilah benturan di luar," ujar dia.

Namun Rendy belum bisa menjelaskan perkembangan kasus tersbeut karena masih dalam tahap penyelidikan.

"Kasusnya masih dalam lidik (penyelidikan). Yang pasti kami tetap usut kasusnya," kata
"Kami belum bisa sampaikan (perkembangan kasusnya)," ujar dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ghinan Salman | Editor: Robertus Belarminus), Surya.co.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com