Hasil uji laboratorium diperkirakan keluar tiga pekan kemudian.
Hasil pemeriksaan luar sementara oleh dokter forensik, belum ditemukan adanya kekerasan di tubuh Achmad.
"Di bagian kaki, perut, dan dada waktu dibuka banyak cairan. Kalau tanda-tanda kekerasan tidak ada," kata Kristina.
Kristina menduga lebam yang ada di tubuh jenazah kemungkinan karena pengumpulan komponen darah.
"Warnanya mungkin di awal merah keunguan. Tapi itu bisa terus berubah karena proses pembusukan sudah terjadi," jelas dia.
Kristina belum memastikan apakah penyebab kematian murni karena sakit atau ada dugaan lain.
Hal tersebut akan dicocokan dengan rekam medis dan hasil laboratorium.
Keluarga tak puas dengan penjelasan dokter
Kakak Achmad, Sugianto merasa kurang puas dengan penjelasan sementara tim dokter forensik atas pemeriksaan luar jenazah adiknya.
Karena itu, Sugianto bersama pihak keluarga menunggu hasil resmi dan proses hukum yang sedang berjalan di kepolisian.
"Jawaban dokter tadi kami anggap kurang memuaskan," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Achmad Syukur yang merupakan napi kasus narkotika meninggal di RSUD Abdul Wahab Syahranie, Selasa (11/2/2020) dini hari.
Achmad meninggal setelah dirujuk dari Klinik Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Samarinda, Senin (10/2/2020) sore.
Keluarga menduga Achmad meninggal karena dianiaya.
Dugaan itu muncul setelah ditemukan luka lebam di tubuh Achmad.
Polisi melakukan penyelidikan setelah pihak keluarga membuat laporan resmi, Selasa (11/2/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.