Mereka adalah Balqis Choirun Najwa (7) dan Bilqis Choirun Nisa (3,5 bulan).
Pria asal Bengkulu ini setiap pagi mengantar putri sulungnya ke sekolah sambil membawa putri bungsunya yang masih bayi.
Usai mengantar sekolah, Nurul kemudian memandikan bayinya di toilet Terminal Mangkang.
Ia kemudian menarik angkot sembari mengasuh bayinya.
Nurul menjemput Balqis sekitar pukul 10.30 WIB. Ketiganya kemudian bersama-sama berada di dalam angkot sampai malam dan kembali ke rumah.
Baca juga: Tertimpa Pohon, Suami Istri di Yogyakarta Luka-luka, Bayi Dalam Kandungan Meninggal
Kehidupan itu dilakoninya sepeninggal sang istri, Ariani Dwi Setyowati.
Ariani meninggal karena penyakit asam lambung sekitar empat bulan lalu.
Saat Ariani meninggal, Bilqis masih berusia satu bulan.
Penghasilan Nurul dari menarik angkot tidak banyak. Ia memperoleh Rp 50.000 hingga Rp 70.000 tiap harinya.
"Cuma cukup untuk membelikan susu dan pempers Bilqis," katanya.
Ia pun mengaku tak punya uang untuk membayar jasa menitipkan Bilqis.
"Daripada saya tinggal di rumah kepikiran, bareng bertiga seperti ini saya lebih tenang. Beginilah hidup jadi orangtua sendiri. Apa pun itu harus tetap dijalani demi masa depan anak-anak," jelasnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor : David Oliver Purba), Tribun Jateng
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan