Sementara itu, salah seorang murid yang belajar di tenda darurat Faisal Kristian (10), mengaku kalau selama belajar di tenda darurat banyak angin dan kepanasan di siang hari.
Tapi, kalau pagi harinya merasa kedinginan karena ruangan tendanya terbuka.
"Banyak angin, panas kalau siang, dingin kalau pagi. Kalau banjir gak tahu kemana tempat belajarnya lagi. Di lapang ini (lokasi tenda darurat), banjir kalau hujan," singkat Faisal.
Diberitakan sebelumnya, Bangunan SDN 3 Cigorowong di Kampung Sukamaju Desa Sukamukti Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya rusak bagian atapnya saat cuaca buruk terjadi pada Senin (3/2/2020) lalu.
Baca juga: Khofifah Baca Shalawat di Tenda Pengungsian, Warga Korban Banjir Menangis
Kegiatan belajar mengajar di sekolah terpaksa terus dilakukan meski atap kelasnya terlihat ditopang bambu supaya tidak roboh.
Kepala SDN 3 Cigorowong, Ahmad Daryono mengatakan dua ruang kelas atapnya telah ditopang bambu sejak dua bulan terakhir. Sebab, atap dua ruangan itu terancam roboh akibat atap bangunan sudah miring dan selalu bocor ketika turun hujan.
"Kalau tidak ada bambu mungkin sudah roboh saat kemarin tertimpa pohon tumbang," jelas Ahmad saat ditemui wartawan, Selasa (4/2/2020).
Baca juga: Sekolah Ambruk Saat Hujan dan Angin, Siswa Madrasah Terancam Tak Belajar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.