Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Bully Siswa SMP di Kota Malang, Kepala Sekolah Dipecat, 2 Siswa Ditetapkan Tersangka

Kompas.com - 12/02/2020, 11:22 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Selasa (4/2/2020), MS (13) siswa korban bully di sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Malang menjalani operasi amputasi.

Dua ruas jari tengah tangan kanannya harus diamputasi karena jaringannya di jarinya udah mati. Operasi amputasi dilakukan di Rumah Sakit Umum Lavaletee, Kota Malang tempat MS dirawat.

Kasus perundungan tersebut mencuat pada Jumat (31/1/2020) setelah MS menjalani perawatan di rumah sakit.

Taufik (48) paman MS mengatakan keponakannya sempat menangis karena kehilangan jarinya.

"Fokus kami psikis, akibat operasi mau tidak mau syok, karena kehilangan jarinya," kata dia.

Baca juga: Teman dan Kakak Kelas Mengaku Iseng Banting Siswa SMPN 16 Malang di Pot dan Paving

Dibanting di atas paving

Kapolresta Malang Kota Kombes Leonardus Simarmata mengatakan tubuh MS sempat diangkat beramai-ramai oleh temannya dan dibanting di atas lantai paving sekolah oleh teman-temannya.

"Diangkat beramai-ramai begitu. Terus dibanting ke paving dalam kondisi terlentang," kata Leonardus.

Tak hanya itu, MS sempat dilempar ke pohon oleh teman-temannya. Kepada polisi, pelaku melakukan hal itu karena iseng dan bercanda.

Baca juga: Kasus Bully SMPN 16 Kota Malang, Polisi Tetapkan 2 Tersangka Anak

"Kejadian itu dilakukan saat sekolah lagi istirahat. Mengakunya mereka iseng bercanda," kata Leo.

Sementara itu Kepala SMPN 16 Kota Malang Syamsul Arifin mengatakan, tindakan bully itu bermula dari gurauan antar siswa.

Menurutnya, MS dan tujuh siswa yang melakukan perundungan sudah akrab dan sama-sama aktif di salah satu organisasi skolah,

Syamsul menyebut tindakan kekerasan bukan kesengajaann dan hanya bercanda.

Baca juga: Buntut Kasus Perundungan di SMPN 16 Malang, Kepala Sekolah hingga Guru Ditindak Tegas

"Tapi bergurau seusia anak, karena yang melakukan anak-anak yang tidak punya rekam jejak kenakalan yang sangat keras,” kata Syamsul.

Setelah dibully, MS sempat masuk sekolah namun ia kemudian terpaksa dirawat di rumah sakit karena luka lebam.

Selama dirawat di rumah sakit, orangtua. siswa pelaku sepakat untuk menanggung seluruh biaya perawatan MS.

Hal senada juga dikatakan oleh Zubaidah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang. Ia mengataka tidak ada kekerasan yang dialami oleh MS

“Kesimpulan sementara bukan kekerasan, tapi bercanda,” kata Zubaidah.

Baca juga: Fakta Baru Siswa Korban Bully di Malang, Tubuhnya Sempat Dibanting ke Paving

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com