Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Gelombang 4 Meter, Nelayan di Papua-Papua Barat Diminta Tak Melaut

Kompas.com - 12/02/2020, 07:46 WIB
Dheri Agriesta

Penulis

Sumber Antara

MANOKWARI, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan nelayan agar mewaspadai potensi gelombang mencapai empat meter di Papua dan Papua Barat.

Kepala BMKG Stasiun Rendani Manokwari, Denny Putirai mengatakan, gelombang tinggi berpotensi terjadi di laut Pasifik antara Rabu (12/2/2020) hingga Kamis (13/2/2020).

Daerah yang berpotensi terdampak gelombang antara lain, Manokwari, Sorong, Raja Ampat, dan Jayapura.

Baca juga: Menyelisik Sejarah Chung Hua School Jember, Sekolah Arsitek RS Khusus Corona

"Daerah yang berada di pesisir utara Papua Barat berpotensi besar merasakan dampak, masyarakat terutama nelayan harus lebih waspada," kata Denny seperti dilansir Antara, Selasa (11/2/2020).

Sesuai pantauan satelit, hujan diperkirakan mengguyur seluruh wilayah Papua Barat, hari ini.

Awan gelap (cumlonimbus) berpotensi muncul di Perairan Manokwari, Perairan Biak, Perairan Sarmi, Jayapura, Kepulauan Raja Ampat, Sorong, Teluk Cenderawasih, dan Perairan Fakfak hingga Kaimana.

"Selain hujan, awan gelap ini juga dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang. Adakalanya petir muncul," kata dia.

Khusus di wilayah Manokwari, lanjut Putiray, cuaca berawan dan berpotensi hujan bersifat lokal. Angin di atas wilayah Perairan Manokwari pada umumnya bervariasi dari Utara hingga Timur dengan kecepatan antara 5 hingga 15 knots atau 10 s/d 30 km/jam.

"Tinggi gelombang laut rata-rata berkisar antara 2,5 meter sampai 4 meter. Bahkan tinggi gelombang maksimum di Manokwari bisa mencapai 4.50 meter," kata Denny.

Baca juga: Warga Jambi Temukan Emas Batangan Bergambar Soekarno, Ditawar Rp 750 Juta hingga Kata Pemerhati

Ia mengimbau nelayan lebih waspada dan mengurungkan niat melaut karena bahaya gelombang tinggi.

"Dua meter saja cukup lumayan tinggi dan berbahaya, apalagi kalau sampai 4 meter ke atas. Ini sangat berbahaya," jelas Denny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com