Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelisik Sejarah Chung Hua School Jember, Sekolah Arsitek RS Khusus Corona

Kompas.com - 11/02/2020, 10:07 WIB
Bagus Supriadi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

Meskipun republik itu baru resmi terbentuk pada tahun 1912, namun semangat nasionalisme yang digaungkan di Tiongkok juga dirasakan etnis Tionghoa di Hindia Belanda.

Tujuan utama pendirian Chung Hua School untuk mendidik dan menumbuhkan semangat bela negara. Mendidik keturunan Tionghoa dengan murah hati (biaya rendah) serta menyebarluaskan pendidikan Tionghoa di Jember.

“Untuk mencapai tujuan itu, kegiatan belajar dilaksanakan dengan menitikberatkan pada pendidikan moral siswa,” terangnya.

Sekolah itu mengedepankan pengembangan pola pikir, mengarahkan siswa memiliki pandangan hidup yang benar, sehingga menekankan ilmu praktis bukan teoritik.

Kurikulum tersebut meliputi Bahasa Tjeng Im atau bahasa Mandarin universal tanpa merujuk ke salah satu dialek. Kemudian ilmu hitung, ilmu bumi Tiongkok, ilmu alam, bahasa Inggris, ilmu pengetahuan umum, ilmu pengetahuan barat, bernyanyi, olahraga, ilmu gambar, kerajinan tangan, dan budi pekerti. 

Chung Hua School juga menerapkan kegiatan pramuka. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda dikenal dengan istilah padvinder yang diadakan di luar jam pelajaran sekolah.

“Pada masa Jepang berkuasa hingga kemerdekaan, dihapus,” tutur Retno.

Chung Hua School Pada Zaman Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka, Chung Hua Scholl tetap beroperasi. Namun harus harus menyesuaikan dengan kebijakan kementerian pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.

Sekolah Tionghoa harus menjadikan mata pelajaran bahasa Indonesia dan sejarah Indonesia sebagai mata pelajaran wajib.

“Menetapkan persyaratan bagi calon-calon guru sekolah sekolah Tionghoa harus mampu berbahasa Indonesia,” jelasnya.

Pembangunan Chung Hua School Chung Xie (SMP) baru selesai tahun 1949. Lulusan tingkat ini dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, hingga ke universitas di Tiongkok.

“SMP memiliki kelas sekitar 4 kelas untuk masing-masing tingkat, sehingga jumlah keseluruhan 12 kelas,” imbuh Retno.

Baca juga: Arsitek RS Khusus Corona Alumni Sekolah di Jember, Guru SMP: Pernah Jadi Ketua OSIS

Pada 1952, sebanyak 35 siswa lulus dari sekolah itu. Sedangkan 25 siswa lulus pada 1953 dan 35 siswa lulus pada 1954.

Jumlah siswa Chung Xie berkembang hingga melebihi 50 lulusan pada 1960-an.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com