Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual 3 Sendok untuk Beli Beras, Mbah Sadinah Dapat Bantuan 2 Sapi dari Pembaca Kompas.com

Kompas.com - 11/02/2020, 08:58 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - September 2019 lalu, nama Mbah Sadinah (75) sempat menjadi perhatian publik karena menjual tiga buah sendok yang ia miliki untuk membeli beras.

Mbah Sadinah adalah warga Desa Kleco, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Ia hidup seorang diri di rumahnya yang sederhana.

Mbah Sadinah menjual tiga sendok miliknya kepada Handoko, tetangganya.

Menurut Handoko, Mbah Sadinah kerap meminta tolong kepada warga untuk meminjamkan beras untuk makan. Namun baru saat itu Mbah Sadinah menjual tiga sendoknya demi makan.

"Saya kurang tahu untuk kebutuhan apa Mbah Sadinah menjual sendok tersebut,” kata Handoko.

Baca juga: Tak Punya Uang, Nenek Sebatang Kara Ini Jual 3 Sendok demi Makan

Mbah Sadinah tinggal di rumah sederhana berukuran 3 x 6 meter yang telah direhab oleh pemerintah desa setempat pada tahun 2018. Menurut Mbah Sadinah, sebelum direhab, atap rumahnya pendek sehingga panas saat siang hari.

Namun Mbah Sadinah mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan beras dari pemerintah dan tidak memiliki BPJS.

“Kalau beras saya tidak pernah dapat bantuan, yang muda-muda itu yang dapat. Alhamdulillah selama ini sehat, masih bisa bekerja,” ucapnya.

Baca juga: Nenek yang Jual Sendok untuk Makan Tak Pernah Dapat Raskin dan Tak Punya BPJS

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Mbah Sadinah bercerita ia ikut mencari sisa panen padi atau kacang di sawah milik warga. Terkadang ia juga mencari reruntuhan buah kapuk atau membuat keripik gadung untuk dimakan.

“Kerjanya hanya ngasak (mencari sisa) gabah sama kacang. Kadang seminggu baru bisa menjual hasilnya,” katanya.

Dia mengaku terpaksa menjual tiga sendok miliknya agar bisa membeli beras untuk dimakan. Menurutnya, ia tak ingin merepotkan orang walau hidup di bawah garis kemiskinan.

Baca juga: Mari Bantu Nenek Sadinah, Hidup Sebatang Kara Terpaksa Jual 3 Sendok demi Makan

“Buat beli beras karena saya tidak punya uang dan beras untuk dimakan,” ujarnya ditemui di rumah sederhana yang ditempatinya Minggu (29/9/2019).

Saat tiga sendoknya dikembalikan, Mbah Sadinah terlihat terharu.

Dia mengaku berterima kasih dan berharap tidak lagi menjual sendok kesayangannya untuk sekadar membeli makanan.

“Saya tidak berani jual ke siapa-siapa, ke tetangga saja karena butuh uang buat beli beras untuk makan,” kata Mbah Sadinah.

Baca juga: Berkali-kali Diusulkan, Nama Sadinah, Nenek yang Jual Sendok Tak Pernah Lolos Sebagai Penerima Bantuan

Mbah Sadinah, lansia sebatangkara yang terpaksa menjual 3 buah sendok makan miliknya untuk membeli beras didampingi Candra Ketua PWM mendapat bantuan 2 ekor sapid an rehab rumah dari pembaca kompas.com melalui kita bisa.KOMPAS.COM/SUKOCO Mbah Sadinah, lansia sebatangkara yang terpaksa menjual 3 buah sendok makan miliknya untuk membeli beras didampingi Candra Ketua PWM mendapat bantuan 2 ekor sapid an rehab rumah dari pembaca kompas.com melalui kita bisa.
Dua sapi dari Kompas.com

Minggu (9/2/2020), wajah Mbah Sadinah terlihat semringah. Ia mendapatkan 2 ekor sapi bantuan dari pembaca Kompas.com.

Kedua sapi tersebut diserahkan melalui Ketua Paguyuban Wong Magetan, Candra. Menurut Candra, pembelian sapi adalah permintaan langsung dari Mbah Sadinah,

Bagi Mbah Sadinah, dua sapi tersebut bisa berkembang biak sehingga jadi tabungannya

Selain itu, dengan memelihara sapi, Mbah Sadinah juga bisa membantu warga yang kurang mampu yang memelihara sapi miliknya.

“Kita buat perjanjian dengan yang memlihara sapi, bahwa sapi ini tidak boleh dijual. Sistemnya bagi hasil, harapannya bisa berkembang,” kata Candra.

Baca juga: Ucapan Terima Kasih dan Doa Mbah Sadinah untuk Pembaca Kompas.com

Selain untuk membeli dua ekor sapi, uang bantuan dari Kompas.com juga digunakan untuk kebutuhan rehabilitasi rumah Mbah Sadinah, pembelian sejumlah perabotan, serta kebutuhan pokok sehari-hari Mbah Sadinah.

Rumah Mbah Sadinah yang dulunya pengap, berlantai semen dan tanpa plafon, sekarang sudah berubah dengan lantai keramik putih, berplafon.

Kemudian, sejumlah perabot rumah seperti meja, kursi dan ranjang kayu jati menghiasi ruangan.

Baca juga: Mbah Sadinah Terharu Saat Sendok yang Dia Jual untuk Makan Dikembalikan

Kepada Kompas.com, Mbah Sadinah becerita bahwa ia banyak menerima bantuan dari orang yang tak dikenal seperti kambing dan sejumlah uang. Ia juga menerima bantuan dari Presiden Joko Widodo.

Selain itu, ia juga mengaku sering dibayari oleh orang yang tak dia kenal saat makan di warung.

“Saya hanya bisa mendoakan, semoga rezeki orang telah berbaik hati tersebut lancar, diberi kesehatan,” kata Mbah Sadinah.

Walaupun banyak mendapat bantuan, Mbah Sadinah mengaku masih suka utang kepada tetangga. Namun utang tersebut segera dibayar,

Alasan Mbah Sadinah berhutang, terkadang hanya untuk bersilaturahim dengan tetangganya. Dia tak ingin dianggap sombong karena mendapat banyak bantuan.

Baca juga: Mengapa Nenek yang Jual 3 Sendok untuk Makan Tak Pernah Terima Raskin, Ini Kata Kades

“Masih tetap ngutang sampai sekarang. Kalau enggak, malah dikira kaya beneran saya,” ujar Mbah Sadinah sambil tertawa.

Sehari-hari, Mbah Sadinah tetap mencari sisa panen padi dan kacang tetangganya. Ia juga rutin mencari rumput untuk kambing peliharaanya.

“Ya tetap kerja. Sekarang mencari rumput buat kambing, kalau musim panen ya nggasak. Kalau mau lebaran nanti, ya buat keripik gadung lagi,” kata Mbah Sadinah.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sukoco | Editor: Farid Assifa, Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com