Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan "Save Babi" di Medan, Tolak Pemusnahan dan "Restocking" Area Akibat Wabah Hog Cholera dan ASF

Kompas.com - 11/02/2020, 07:44 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Nias sebagai restocking area

Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara, Azhar Harahap mengatakan pemerintah memilih Nias sebagai tempat restocking atau pembibitan babi untuk daerah-daerah yang saat ini terkena virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

Restocking itu akan dilakukan setelah daerah-daerah yang terjangkit dinyatakan bebas dari ASF.

Alasan pemilihan Nias karena, daerahnya terpisah dari daerah yang sampai saat ini tercatat terjadi kematian babi karena ASF.

Baca juga: Mantan Bupati Nias Selatan Dilempari Kotoran Babi, Polisi: Belum Ada Laporan yang Masuk

Kedua, populasi babi di daerah itu juga banyak.

"Di Nias Selatan saja ada 275.000 ekor," ujar Azhar saat konferensi pers di kantornya, Jumat (17/1/2020). 

Alasan ketiga, kondisi iklim di Pulau Nias relatif sama dengan daerah yang terkena wabah ASF.

Ada lima titik restcoking di Pulau Nias, yakni di Kota Gunung Sitoli, Nias Utara, Nias Barat, Nias Selatan, dan Nias.

Azhar mengatakan, restocking bibit babi tidak bisa dilakukan sekarang karena akan sia-sia jika nantinya mati.

Baca juga: Dilempar Kotoran Babi, Mantan Bupati Nias Selatan: Saya Tak Menduga Akan Mengalami Kejadian Seperti Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com