Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pembunuh Gadis yang Kehabisan Darah Ditangkap | Kepala Sekolah SMPN 16 Malang Dipecat

Kompas.com - 11/02/2020, 06:57 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Setelah melakukan serangkain penyelidikan dan pemeriksaan, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuh Irmayanti (23), gadis yang ditemukan tewas secara sadis di pos polisi, di Desa Rea, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Minggu (9/2/2020).

Pelaku adalah Muh Restu Basri (22), yang merupakan pacar korban.

Tersangka ditangkap petugas Tim Passaka Polres Majene di kediamannya di lingkungan Pappota, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Minggu.

Kepada polisi, pelaku mengaku menganaiaya korban dengan balok karena pacarnya terus memintanya untuk dinikahi.

Berita ini pun menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji memecat kepala sekolah menengah pertama (SMP) N 6 Kota Malang, Syamsul Arifin.

Arifin dipecat, lantaran imbas dari kasus perisakan yang menimpa salah satu siswa di sekolahnya itu yakni MS (13).

MS sendiri menjadi korban perisakan teman sekolahnya pada 15 Januari 2020 lalu.

Akibat perisakan itu, MS harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang.

Baca lima berita populer nusantara selengkapnya:

1. Pelaku pembunuh gadis yang kehabisan darah di pos polisi ditangkap

 Irmayanti (23), warga Majene, Sulawesi Barat, ditemukan mengeluarkan banyak darah di bekas pos polisi di Desa Rea, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Minggu (9/2/2020).KOMPAS.COM/JUNAEDI Irmayanti (23), warga Majene, Sulawesi Barat, ditemukan mengeluarkan banyak darah di bekas pos polisi di Desa Rea, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Minggu (9/2/2020).

Kasat Reskrim Polres Polman AKP Syaiful Isnaini mengatakan, berkat kerja keras, polisi memburu pelaku dan akhirnya berhasil ditangkap.

“Jadi tindak kekerasan yang dilakukan pelaku ini terhadap korban karena alasan desakan untuk dinikahi, sementara pelaku telah memiliki istri,” katanya.

Berdasarkan pengakuan tersangka, pelaku menganiaya korban lantaran korban terus mendesak pelaku untuk menikahi dirinya. Namun, pelaku menolak karena alasan sudah mempunyai istri.

“Saya kalap lantaran terus didesak menikahi dirinya, sementara saya sudah punya istri,”jelas Restu kepada petugas yang menginterogasinya.

Tersangka dengan korban diketahui pernah menjalin hubungan asmara sebelum tersangka menikah dengan istrinya saat ini.

Namun, belakangan tersangka kembali berhubungan asmara dengan korban meski ia sudah memiliki istri sah.

Baca juga: Polisi Tangkap Pembunuh Gadis yang Akhirnya Tewas Kehabisan Darah di Pos Polisi

 

2. Kepala Sekolah SMPN 6 Dipecat

Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata usai melihat kondisi MS, siswa korban bully di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang, Rabu (5/2/2020).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Wali Kota Malang, Sutiaji bersama Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata usai melihat kondisi MS, siswa korban bully di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang, Rabu (5/2/2020).

Wali Kota Malang Sutiaji memecat kepala sekolah menengah pertama (SMP) N 16 Kota Malang, Syamsul Arifin.

Syamsul dipecat imbas dari kasus perisakan yang menimpa salah satu siswa di sekolah itu yakni MS (13).

"Tidak usah menunggu waktu. Sekarang sudah ditarik. Kepala sekolah sudah ditarik begitu juga dengan waka (wakil kepala sekolah)," kata Sutiaji di Balai Kota Malang, Senin (10/2/2020).

Dalam kasus itu, tak hanya kepala sekolah yang dipecat, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kota Malang Zubaidah juga mendapatkan peringatan.

Zubaidah dinilai mengeluarkan pernyataan tak sesuai dengan kejadian perisakan.

"Kepala dinas sudah kami lakukan peringatan. Sudah kami beri batas waktu. Pelanggaran kepala dinas itu hanya ceroboh membuat statement. Karena informasi yang didapat dari sekolah tidak dianalisa terus membuat statement itu," kata Sutiaji.

Baca juga: Dinilai Lalai, Kepala Sekolah SMPN 16 Malang Dipecat

 

3. Gubernur NTT: Perempuan harus makan kelor jika ingin menikah

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laikodat, saat memimpin apel bersama di halaman gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Senin (3/02/2020) pagiDokumen Humas Pemprov NTT Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laikodat, saat memimpin apel bersama di halaman gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Senin (3/02/2020) pagi

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menginstruksikan masyarakat untuk menanam paling sedikit lima pohon kelor di rumah.

Viktor menyebut pohon kelor atau marungga sebagai tanaman ajaib.

"Kalau kita mengkonsumsi kelor secara rutin maka sesungguhnya kita tidak perlu lagi minum susu. Kelor di atas dari susu. Kelor harus kita propagandakan terus di NTT," kata Viktor saat berbicara di Rumah Jabatan Bupati Malaka di Haitimuk, Minggu (9/02/2020) malam.

Viktor percaya tanaman kelor yang dikonsumsi masyarakat bisa menjadi solusi menekan kasus stunting di NTT.

"Karena banyak orang makan kelor. Program ini harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh," kata Viktor.

Baca juga: Gubernur NTT: Perempuan Harus Makan Kelor jika Ingin Menikah

 

4. WNI yang dikarantina di Natuna, ucapkan terima kasih

238 WNI dari 285 orang yang diobservasi dan karantina di Hangar Lanud Raden Sadjad Ranai Kabupaten Natuna Prov. Kepulauan Riau (Kepri) mengaku senang dan sangat berterimakasih. Pasalnya meski saat ini ruang gerak mereka terbatas karena harus menjalani proses karantina selama 14 hari kedepan, namun fasilitas hingga kebersihan lingkungan disekitar lokasi karantina tetap selalu terjaga, Senin (10/2/2020).screenshot video dari Kemenkes RI 238 WNI dari 285 orang yang diobservasi dan karantina di Hangar Lanud Raden Sadjad Ranai Kabupaten Natuna Prov. Kepulauan Riau (Kepri) mengaku senang dan sangat berterimakasih. Pasalnya meski saat ini ruang gerak mereka terbatas karena harus menjalani proses karantina selama 14 hari kedepan, namun fasilitas hingga kebersihan lingkungan disekitar lokasi karantina tetap selalu terjaga, Senin (10/2/2020).

Novi dan Elfa, dua WNI dari Wuhan, China, yang masuk karantina selama 14 hari di Natuna sangat takjub, senang, dan berterima kasih atas apa yang mereka dapatkan selama mengikuti proses karantina di Natuna.

Keduanya mengirimkan video berisi ucapan terima kasih mereka kepada warga Natuna, serta kepada pemerintah, atas apa yang mereka jalankan selama proses karantina.

"Bagi saya, observasi di Natuna ini sudah sangat lebih dari cukup. Kami merasa diperhatikan di sini, bahkan pelayanan kesehatannya sangat bagus dan sangat baik," kata Elfa, Senin (10/2/2020).

Elfa menambahkan, personel Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan TNI yang bertugas sangat baik dan profesional.

Bahkan, fasilitas dan menu makanannya juga sangat enak-enak.

"Yang jelas pemeriksaan kesehatannya sehari dua kali, jadi jangan cemas, kami dalam keadaan sehat," ungkap Elfa.

Baca juga: Hari Ke-9 Karantina, WNI dari Wuhan Sehat, Ucapkan Terima Kasih untuk Warga Natuna

 

5. Gadis yang tewas kehabisan darah di pos polisi dipukul dengan balok

Gadis Remaja Ditemukan Berimbah Darah di Pos PolisiKOMPAS.COM/JUNAEDI Gadis Remaja Ditemukan Berimbah Darah di Pos Polisi

Seorang perempuan ditemukan tergeletak di dalam bekas kantor pos polisi di Desa Rea, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Minggu (9/2/2020) pagi.

Perempuan dengan luka parah tersebut ditemukan pertama kali oleh Sarce, pedagang nasi kuning yang sedang berjualan tak jauh dari bekas kantor polisi.

Awalnya Sace mendengar suara rintihan seorang perempuan dari bekas pos polisi tersebut. Ia pun segera memberitahu warga sekitar.

“Saya sempat teriak dari luar pos polisi saat melihat korban terkapar penuh darah di sekitarnya, karena tak ada suara, saya lalu melaporkannya ke kantor polisi terdekat,” jelas Tallulangi.

Karena tak ada respons dan takut ada masalah, Talllulangi serta warga sekitar memilih melapor ke polsi.

Di lokasi, warga menemukan helm yang diletakkan di di atas meja pos polisi. Selain itu ada kantong plastik berisi kerupuk dan camilan.

Baca juga: Gadis Tewas Kehabisan Darah, Terkapar di Bekas Pos Polisi, Dipukul Balok karena Minta Dinikahi

 

Sumber: KOMPAS.com ( Sigiranus Marutho Bere, Andi Hartik, Junaedi, Hadi Maulana | Editor: Dheri Agriesta, Khairina, Rachmawati, Aprilia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com