Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geruduk Kantor DPRD Sumut, Ratusan Warga Tolak Pemusnahan Babi

Kompas.com - 10/02/2020, 15:09 WIB
Dewantoro,
Dony Aprian

Tim Redaksi

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meminta waktu satu bulan untuk memikirkan kondisi ternak babi di wilayahnya, apakah akan dimusnahkan atau tidak.

Pasalnya, menurut keputusan Kementerian Pertanian, telah terjadi wabah penyakit demam babi afrika (African swine fever) pada beberapa kabupaten atau kota di Provinsi Sumatera Utara.

Kabupaten atau kota itu yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan Medan.

"Memang terjangkit ASF dan selayaknya itu dimusnahkan. Sekarang sudah 42.000 sekian (babi mati di Sumut). Saya lihat satu bulan ini," katanya kepada wartawan susai shalat ashar di Masjid Agung, Medan.

Edy Rahmayadi merasa dilema dalam penanganan babi di Sumut pasca-keluarnya pernyataan tentang ASF dari Kementerian Pertanian (Kementan).

"Ada dilema di situ. Kalau saya iyakan untuk persoalan menjadikan bencana, berarti semua babi harus dimusnahkan," katanya kepada wartawan usai shalat ashar di Masjid Agung, Medan, Senin (6/1/2020).

Dia menjelaskan, risiko jika babi dimusnahkan, akan seperti yang terjadi di China yang selama 20 tahun berikutnya belum diizinkan untuk memelihara babi sampai dinyatakan tempat itu steril.

"Mampukah itu? Saya masih mencari peluang yang lain," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com