Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Haru Pelayan Kesehatan di Pedalaman Aceh Timur, Antar Pasien dengan Getek

Kompas.com - 10/02/2020, 07:22 WIB
Masriadi ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

ACEH TIMUR, KOMPAS.com - Ataillah bersama dokter Afrizal siaga di tepi Sungai Simpang Jernih, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, 5 Februari 2020 sore.

Perawat muda ini siaga menunggu pasien yang diangkut dengan perahu kecil, masyarakat lokal menyebutnya getek, di sisi sungai.

Benar saja, satu keluarga dengan sebuah getek berbahan kayu tiba di pinggir sungai. Seorang ibu terbaring di perahu kecil itu.

Baca juga: Kisah Sedih Calon Pengantin di Natuna, Nyaris Gagal Nikah gara-gara Lokasi Resepsi Dekat Karantina Virus Corona

Ditemani putri dan suaminya, Merun (52), pasien asal Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, itu pun dijaga Ataillah dan dokter Afrizal.

Mereka menghubungi ambulans di puskesmas untuk mendekat ke tepi sungai.

Mereka pun memberikan pertolongan pertama sembari menunggu mobil ambulans datang.

Baca juga: 7 Kisah Pasien Ditandu Menuju Puskesmas, Disebut Ambulans Desa hingga Selamatkan Ibu Melahirkan

Beri pertolongan pertama di bibir sungai

Dari Desa Rantau Panjang ke Puskesmas di Desa Simpang Jernih, butuh waktu 1,5 hingga 2 jam menaiki getek.

Selama itu pula, masyarakat menggunakan jalur transportasi satu-satunya itu ke layanan kesehatan terdekat.

“Kami selalu sigap di bibir sungai untuk memberi pertolongan pertama. Ini memang jalur transportasi satu-satunya terdekat. Membelah sungai untuk dibawa ke puskesmas,” sebut Ataillah, perawat di Puskesmas Simpang Jernih, kepada Kompas.com, Sabtu (8/2/2020).

Baca juga: Kisah Rina, Gadis Tasikmalaya Dikira Meninggal 5 Tahun Lalu dan Ditemukan Hidup di Deli Serdang

Foto menemani pasien yang masih terbaring lemas di perahu itu pun diunggah Ataillah ke laman media sosialnya.

Respons positif muncul dari warganet terhadap kinerja mereka, para petugas medis nun jauh di pedalaman.

Baca juga: Pulang ke Rumah, Ibu Hamil yang Melahirkan di Jalan Rusak Ditandu dengan Kain Sarung

 

Pujian dari warganet

Setidaknya sampai hari ini, 41 komentar positif datang dari warganet. Mereka memuji kegigihan petugas medis. Foto itu pun disukai sebanyak 197 netizen.

Bukan hanya warga Desa Rantau Panjang yang harus menuju puskesmas dengan perahu.

Empat desa lainnya, yaitu Pante Kera, Melidi, Rantau Naro, Tampor Bor, dan Tampoh Paloh, juga menggunakan perahu menuju ke puskesmas.

Bedanya, di Desa Melidi telah dibangun puskesmas pembantu untuk penanganan pasien sementara.

Baca juga: 4 Kisah Warga Tinggal di Tempat Tak Lazim, 10 Tahun Hidup di Goa hingga Huni WC Sekolah

Sedangkan khusus penyakit yang parah terpaksa dirujuk dengan boat ke Puskesmas Simpang Jernih, seterusnya ke rumah sakit pemerintah di Kota Idi, Aceh Timur.

"Pasien yang kemarin itu (Merun) masih bisa ditangani di puskesmas. Keluhannya demam. Setelah dokter mengobservasi, diputuskan ditangani di puskesmas,” katanya.

Baca juga: Kurang Ruang Kelas, Siswa Sekolah Negeri di Pedalaman Flores Belajar di Bangunan Darurat dan Rumah Warga

Daerah pedalaman, akses hanya perahu getek

Ataillah mengakui akses transportasi memang lewat perahu. “Jalur terdekat lewat sungai,” katanya.

Dengan segala keterbatasan yang ada, sambung Ataillah, petugas medis terus menjalani tugas sepenuh hati. Bahkan, terkadang naik ke perahu memasang infus pasien sampai ke puskesmas.

“Kami kerjakan ikhlas, terpenting bisa melayani sebaik mungkin yang kami bisa,” pungkasnya.

Baca juga: Kisah Kevin Miliki Kelamin Ganda, Diperlakukan Seperti Wanita Sejak Kecil

Mereka menjadi garda terdepan untuk melayani kesehatan masyarakat pedalaman.

Mereka membunuh jenuh di pedalaman demi merawat pasien hingga pulih dan tersenyum kembali.

Baca juga: Kakak-Adik di NTT yang Tak Sekolah karena Bajunya Robek, Tinggal Tanpa Orangtua dalam Gubuk Reyot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com