Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesut Makin Terancam, Pemda Kaltim Ancam Pidanakan Perusahaan yang Cemari Sungai Mahakam

Kompas.com - 08/02/2020, 07:45 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Saat ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga terus memonitor baku mutu lingkungan dengan menguji sampel air Sungai Mahakam.

Masyarakat yang mengetahui pencemaran lingkungan pun diimbau untuk segera melapor.

"Biar kita bisa kembalikan mutu sungai jadi habitat yang ramah bagi pesut," harapnya.

Sabani juga tak menampik selain pencemaran limbah, aktivitas lalu lintas pengangkutan batu bara yang melintas di Sungai Mahakam juga memberi pengaruh terhadap habitat pesut.

"Aktivitas (angkut batu bara) itu membuat banyak pesut yang lari ke hulu sungai. Mereka (pesut) main di sana karena terganggu," jelasnya.

Disinggung soal upaya rehabilitasi Sungai Mahakam, Sabani menyebut itu kewenangan pemerintah pusat.

Selain logam berat, ancaman lain, ikan pakan pesut pun mulai berkurang karena terjadi degradasi lahan. Terutama konversi lahan menjadi perkebunan.

Baca juga: Lima Ekor Pesut Mati di Sungai Mahakam Selama 2019

Sebagai contoh, daerah yang sebelumnya rawa tempat ikan-ikan, berubah jadi kebun.

Hingga kini, tercatat populasi pesut di Sungai Mahakam ada 81 ekor. Jumlah ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya karena mengalami kematian.

Tahun 2018 adalah tahun dengan angka kematian tertinggi sejak 1999 sebanyak 11 ekor.

Rata-rata kematian tiap tahunnya 4 ekor atau 66 persen selama 24 tahun belakangan akibat terperangkap jaring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com