Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kasus "Bullying" di Sejumlah Daerah, Dibanting ke Paving, Amputasi hingga Korban Depresi Berat

Kompas.com - 08/02/2020, 06:06 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Kasus perundungan (bullying) masih marak terjadi di dunia pendidikan di Indonesia.

Kasus terakhir yang mencuat, seorang siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Kota Malang, Jawa Timur diduga menjadi korban bullying oleh teman-temannya di sekolah.

Akibat tindakan teman-temannya, jari tengah MS harus diamputasi.

Melansir pemberitaan Kompas.com sebelumnya, bullying adalah situasi di mana penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan dilakukan oleh seseorang maupun sekelompok orang.

Praktik bullying dikelompokkan menjadi bullying fisik (berupa tindakan fisik), bullying verbal (olok-olokan, ejekan) maupun bullying mental (mendiamkan, mengucilkan).

Berikut kasus-kasus bullying yang terjadi dilingkungan sekolah yang berhasil dirangkum oleh Kompas.com:

Baca juga: Ada Bullying di Sekolah, Laporkan ke Layanan Sekolah Aman Kemendikbud

1. Patah tulang hidung

Siswa korban bully, FA, saat dirawat di rumah sakit di Pekanbaru, Riau, Kamis (7/11/2019).Dok. FB Rani Chambas Siswa korban bully, FA, saat dirawat di rumah sakit di Pekanbaru, Riau, Kamis (7/11/2019).
Siswa salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pekanbaru, Riau berinisial FA mengalami patah tulang hidung.

Menurut pengakuan FA, ia di-bully oleh teman-temannya di sekolah.

Paman korban, Muchtar mengatakan, tak hanya di-bully, FA juga diancam dan diperas.

“Dia (korban) sudah sekitar lima bulan sekolah di situ. Selama dia di situ, uang jajannya dirampas dan diancamsupaya tidak ngadu ke orangtuanya,” kata Muchtar.

Selain dibully hingga mengalami patah tulang hidung, korban juga dipaksa mengaku bahwa dirinya terjatuh.

Kapolresta Pekanbaru AKBP Nandang Mu’min Wijaya mengemukakan, kasus bullying tersebut berawal dari bercanda.

Peristiwa terjadi pada Selasa (5/11/2020) sekitar pukul 11.00 WIB.

Baca juga: Tangis Siswa Korban Bully di Malang Harus Diamputasi...

Pelaku memukul korban dengan kayu bingkai foto.

Kemudian pelaku menarik kepala korban dan dibenturkan ke lutut hingga korban mengalami patah tulang.

“Awalnya mereka bercanda. Mungkin ada kata-kata yang tidak bisa diterima para terlapor sehingga merasa tersinggung dan emosi lalu melakukan kekerasan,” kata Kapolres.

Tak terima, orangtua korban melaporkan kejadian itu pada polisi.

Diketahui, pelaku perundungan yang menyebabkan korban mengalami patah tulang adalah dua orang rekan sekolahnya yang berinisial M dan R.

Baca juga: Sebelum Tewas, Delis Kerap Murung karena Disebut Bau Lontong, Disdik Sebut Bukan Bullying

2. Depresi berat

Masrikah (49) dan putranya RS (12) saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya di Kelurahan Wirosari, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (8/10/2019) sore.KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Masrikah (49) dan putranya RS (12) saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya di Kelurahan Wirosari, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Selasa (8/10/2019) sore.
Seorang siswa SD Negeri di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan berinisial RS mengalami depresi berat usai diduga menjadi korban perundungan oleh teman-temannya.

Ironisnya, RS di-bully selama dua tahun atau sejak ia duduk di bangku kelas IV SD.

Pribadi RS kemudian berubah. RS sering mengurung diri, takut bertemu dengan orang hingga tak mau lagi bersekolah.

Keluarganya pun menghabiskan banyak dana untuk memeriksakan kondisi psikis anaknya. Padahal penghasilan mereka pas-pasan.

Ayah RS bekerja sebagai buruh bangunan. Sedangkan ibunya seorang penjual kerupuk.

"Periksa ke dokter syaraf kepala hingga psikiater. Kata dokter, depresi," ujar ibu RS, Masrikah.

Baca juga: 7 Siswa SMP di Malang Terancam Pidana Setelah Bully Temannya

Awal mula bullying terjadi gara-gara jam dinding.

Saat duduk di kelas IV, RS bermain sepak bola di dalam kelas. Bola yang ditendang RS mengenai jam dinding hingga jatuh ke lantai.

"Jam dinding pecah dan kami belum bisa ganti karena kata pihak sekolah harganya Rp 300.000. Sejak saat itu anak saya selalu di-bully, bahkan pernah disekap di kelas oleh teman-teman sekelas. Rambutnya dijambak, diludahi, disiram air, dan kekerasan lain. Kami sudah konfirmasi ke sekolah, tetapi respons tak baik, bahkan suami saya diusir," kata Masrikah.

Namun saat dikonfirmasi, pihak sekolah membantah adanya bullying.

"Mohon maaf tidak ada istilah bullying. Ini kejadian gaduh biasa antarsiswa. Orangtua tidak tahu persis kejadiannya, hanya menerima laporan anaknya," kata Kepala SDN 2 Wirosari Ngadiman.

Baca juga: Kasus Bullying Siswa SMP di Malang, KPAI: Sekolah Diduga Tak Miliki Sistem Pengaduan

3. Sepatu

Video yang menampilkan sosok bocah bernama Nabila (12) yang tengah di-bully oleh teman-temannya karena masalah sepatu yang terinjak viral di media sosial.dok Twitter Video yang menampilkan sosok bocah bernama Nabila (12) yang tengah di-bully oleh teman-temannya karena masalah sepatu yang terinjak viral di media sosial.

Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) di Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Bandung Barat bernama Nabila di-bully oleh teman-temannya karena masalah sepatu.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (6/4/2019) sekitar pukul 13.00 WIB.

Salah seorang guru yang tak ingin disebut namanya memaparkan, masalah Nabila dan rekan-rekannya hanya bercandaan layaknya anak-anak.

"Masalah seperti itu sih sebenernya bercandaan saja karena sepatu Nabila terduduki dan terinjak temannya," katanya.

Berikut percakapan dalam video viral tersebut:

Teman: Nanti aku juga bisa ganti, bisa juga pakai iuran..

Nabila: Iya tapi jangan pakai uang bapak kalian, tapi pakai uang kalian sendiri.

Teman: Kamu juga dapat uang dari bapak mama kamu

Baca juga: Selena Gomez Curhat Di-bully Saat Tengah Melawan Penyakit Lupus

Nabila: Enggak

Teman: Ya iya, kamu dapat uang itu dari mama bapak kamu. Kalau bukan emang dari mana?"

Nabila: Aku ambilin rongsokan langsung dijual. Aku mah cape-cape untuk membeli sepatu dan aku juga ditinggalkan ibu bapakku...

Wali kelas mengatakan bahwa Nabila tinggal bersama kakek dan neneknya, Cece (70) dan Ira (70).

Kedua orangtuanya berpisah dan mereka meninggalkan Nabila sejak dia bayi.

Nabila marah karena sepatu itu ia beli dengan kerja keras, hasil keringatnya sendiri dari mengumpulkan rongsokan.

Pekerjaan ini dikerjakannya usai pulang sekolah selama beberapa jam.

Video viral Nabila ini menuai simpati dari masyarakat. Mereka yang tergerak hatinya mendonasikan uang untuk Nabila.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis dan Contoh Perilaku Bullying yang Kerap Tak Disadari

4. Jari diamputasi

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata saat melihat kondisi siswa korban perundungan di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang, Jumat (31/1/2020).Humas Polresta Malang Kota Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata saat melihat kondisi siswa korban perundungan di Rumah Sakit Umum Lavalette Kota Malang, Jumat (31/1/2020).
MS (13), seorang siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Kota Malang, Jawa Timur diduga menjadi korban bully oleh sejumlah temannya.

Bahkan, dua ruas jari tengah MS terpaksa diamputasi akibat tindakan teman-temannya.

Ia juga kerap menangis akibat syok usai jarinya diamputasi.

Polresta Malang pun menaikkan status dari penyelidikan menjadi penyidikan.

15 orang saksi diperiksa dalam kasus ini.

Kapolresta Malang Kota Kombes Leonardus Simarmata mengungkapkan, MS pernah diangkat beramai-ramai.

Baca juga: Sekolah Bantah Siswinya Lompat dari Gedung karena Jadi Korban Bully

Kemudian tubuh MS dibanting ke lantai paving.

"Diangkat beramai-ramai begitu. Terus dibanting ke paving dalam kondisi terlentang," kata Leonardus.

Aksi itu dilakukan saat jam istrirahat sekolah.

Oleh teman-temannya, MS juga pernah dibanting ke pohon dengan cara yang sama.

"Kedua posisinya juga sama, tapi dibanting ke pohon kecil," ungkapnya.

Mengaku hanya bercanda, 7 orang siswa rekan MS terancam hukuman pidana.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho, Andi Hartik, Idon Tanjung| Editor: Aprilia Ika, Abba Gabrilin, Robertus Belarminus, Setyo Puji, Caroline Damanik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com