Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seminar Cap Go Meh, Menguak Sejarah Panjang Keberagaman Etnik di Padang

Kompas.com - 07/02/2020, 15:10 WIB
Perdana Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Perayaan Cap Go Meh 2020 di Padang, Sumatera Barat dihiasi dengan seminar tentang sejarah keberagaman etnik di Padang yang menghadirkan pembicara ahli sejarah dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Anatona Gulo.

Anatona menyebutkan keberagaman etnik di Padang sudah berlangsung beratus-ratus tahun lamanya.

"Keberagaman etnik itu memiliki peran dalam perjalanan panjang sejarah kota Padang," kata Anatona saat menjadi pembicara dalam seminar tersebut, Kamis (6/2/2020) di ruang serba guna PSKP Santu Yusuf jalan AR Hakim Padang.

Anatona mengatakan sejarah etnik di Padang tidak terlepas dari etnik Nias yang merantau ke Padang.

Menurut Anatona, eksistensi orang Nias di Kota Padang sudah berlangsung sejak lebih dari tiga ratus tahun lamanya. Sehingga, menjadi salah satu etnik yang paling awal menghuni Kota Padang.

Baca juga: Dampak Virus Corona, Banyak Wisatawan Batalkan Kunjungan ke Kalbar Jelang Cap Go Meh

Era kolonial Belanda dan penjajahan Jepang

Keberadaan etnik Nias oleh masyarakat umum baik yang berada di dalam maupun diluar Sumatera Barat, juga selalu dikaitkan dengan asal-usul penduduk kota Padang.

"Kedatangan orang Nias di Kota Padang, sudah dimulai sejak masa VOC Belanda dan EIC Inggris. Saat menguasai aktivitas dan jalur perdagangan di Pantai Barat Sumatera pada abad ke 17 hingga 18," kata Anatona.

Eksistensi etnik Nias itu berlanjut pada masa pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan Jepang sampai memasuki periode kemerdekaan.

Menurut Anatona, etnik Nias memiliki konsep yang dinamakan dengan Mukoli (merantau).

Dalam artian, sukubangsa Nias, keluar dari wilayahnya berimigrasi ke berbagai wilayah.

Baca juga: Cegah Tindak Kriminal dan Terorisme, Ribuan Personel Diterjunkan dalam Event Cap Go Meh di Bogor

 

Perantauan Nias

Untuk di Sumatera Barat, selain di Kepulauan Mentawai, mayoritas orang Nias juga merantau menuju arah utara dan timur yakni, pulau Simeulue dan Sumatera.

Khusus di Kota Padang sendiri kata Anatona, kedatangan orang Nias sudah berlangsung sejak periode VOC Belanda pada abad ke-17.

Salah satu bukti sejarah adalah adanya kontrak perjanjian antara VOC dengan pemuka masyarakat Nias di Teluk Dalam tahun 1693 antara lain yang berisi kesepakatan mengenai pengiriman komoditas perdagangan dari pulau Nias ke Padang.

Perpaduan antara Nias dengan Minang berlanjut dengan kedatangan etnis lain seperti Jawa, Sunda, Batak, Mentawai hingga Tionghoa dan India.

Baca juga: Meriahnya Perayaan Cap Go Meh 2020 di Padang, Hadirkan Atraksi dari Berbagai Etnis

Cap Go Meh Satukan Keberagaman

Dari percampuran itu maka muncullah berbagai macam kampung di Padang seperti kampung China yang mayoritas diisi orang keturunan China, kampung India keling, kampung Nias dan kampung Jawa.

"Kampung-kampung ini sudah lama berdiri di Padang. Mereka hidup berdampingan tanpa ada gesekan," jelas Anatona.

Sementara panitia Cap Go Meh 2020 Padang, Albert Hendra Lukman mengatakan dalam perayaan Cap Go Meh kali ini sengaja dipadukan delapan kultur dari etnik berbeda di Padang.

Perpaduan etnik mulai dari Minang, Jawa, Sunda, Tionghoa, India, Batak, Nias dan Mentawai itu membuktikan Padang sangat menjunjung kebhinekaan.

"Ini pesan yang kita sampaikan dalam Cap Go Meh 2020 di Padang ini bahwa delapan etnik yang berbeda di Padang dapat hidup berdampingan," jelas anggota DPRD Sumbar itu.

Baca juga: Penggerebekan PSK di Padang, Ada Nama Andre Rosiade di Kuitansi Pemesan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com