Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Minyak Menyembur di Bojonegoro, BPBD Sebut Tidak Berbahaya

Kompas.com - 07/02/2020, 14:06 WIB
Hamzah Arfah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BOJONEGORO, KOMPAS.com - Sebuah bekas sumur minyak di Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, Bojonegoro, Jawa Timur, sempat menyemburkan material campuran lumpur, air dan minyak pada Senin (3/2/2020).

Bahkan, semburan sempat mencapai ketinggian hingga 1 meter saat pertama kali, kendati tidak berlangsung lama.

Kini, sumur memang sudah tidak lagi menyembur. Namun, pada bagian luar sumur terlihat berwarna kuning kecokelatan dengan mengeluarkan gelembung disertai bau yang menyerupai gas.

Baca juga: Penanganan Semburan Gas di Rumah Warga Menunggu Kajian ESDM Jatim

Melihat kejadian ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro mendatangi lokasi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

"Kemarin kami sudah melihat secara langsung dengan mendatangi lokasi, dan memang tercium bau seperti gas. Tapi sudah tidak lagi menyembur sumurnya," ujar Kepala BPBD Bojonegoro Umar Ghoni saat dikonfirmasi, Jumat (7/2/2020).

Baca juga: Sumur Minyak Tua Semburkan Lumpur dan Minyak, Dibuat 3 Kubangan Agar Tak Cemari Lingkungan

Menurut analisis sementara dari pihak BPBD Bojonegoro, fenomena tersebut dianggap masih belum terlalu mengancam keselamatan warga yang berada di sekitar lokasi.

"Bau, tapi tidak terlalu menyengat kami kira, dan masyarakat di sana sudah terbiasa dengan bau seperti itu, yang memang rata-rata dikeluarkan oleh sumur minyak. Jadi analisis kami tidak berbahaya," kata dia.

Baca juga: Risma Akan Manfaatkan Semburan Minyak di Surabaya untuk Alat Pompa Air

Meski demikian sebagai langkah antisipasi, BPBD Bojonegoro juga tetap menjalin koordinasi dengan instansi lain yang terkait mengenai fenomena tersebut.

Termasuk, terus menjalin komunikasi dengan perangkat desa setempat.

"Kami sudah koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan juga pihak Pertamina yang memang mengerti akan hal ini. Serta, terus komunikasi dengan pihak desa terkait perkembangan yang terjadi," kata Umar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com