Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapat Tokoh Padang soal Penggerebekan PSK yang Libatkan Anggota DPR Andre Rosiade

Kompas.com - 07/02/2020, 10:09 WIB
Perdana Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sumbar Musliar Kasim menyorot cara Andre dalam melakukan pemberantasan maksiat.

"Caranya kurang elegan. Sebagai anggota legislatif seharusnya bukan begitu caranya. Dia tidak perlu tampil ke depan," kata mantan Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) itu.

Musliar mengatakan idealnya Andre cukup meneruskan aspirasi warga soal keresahan maraknya prostitusi online ke polisi dan kemudian polisi menindaklanjutinya.

Baca juga: Aksi Andre Rosiade Gerebek PSK Dinilai Rugikan Perhotelan, PHRI Sumbar Akan Tempuh Jalur Hukum

"Tidak perlu ikut penggerebekan lah. Sudah ada yang berwenang yaitu polisi," jelas Musliar.

Musliar secara prinsip menyetujui maksiat harus diberantas, tapi tentu oleh pihak yang berwenang.

"Saya pikir soal cara Andre saja yang menurut saya kurang tepat. Serahkan saja ke polisi untuk menindaklanjutinya dan tidak perlu pula tampil," jelas Musliar

Mantan Wali Kota Padang, Sumatera Barat Fauzi Bahar mendukung upaya anggota DPR RI Andre Rosiade untuk memberantas maksiat di Padang.

Bahkan menurut Wali Kota Padang dua periode 2004-2014 itu, jika dia masih menjadi wali kota akan memberi Andre penghargaan pin emas.

"Yang ditegakkan Andre itu adalah kebenaran yaitu memberantas maksiat. Kenapa dia sekarang dilawan? Yang melawan berarti mendukung maksiat merajalela di Padang," kata Fauzi Bahar yang dihubungi Kompas.com, Kamis (6/2/2020).

Fauzi mengatakan jika seandainya Andre melakukan penjebakan, hal itu adalah upaya untuk membuktikan bahwa ada praktek prostitusi online di Padang.

"Kenapa cara menjebaknya dipersoalkan. Lihat hasilnya, memang ada prostitusi di Padang. Nah, sekarang ada yang melawan Andre, itu apa namanya? Artinya mereka tidak setuju maksiat diberantas," ujar Fauzi.

Menurut Fauzi, untuk membongkar prostitusi online memang harus dijebak, karena tidak kalau tidak dijebak akan sulit diungkap.

"Ini online, mana tahu orang karena dari HP ke HP. Tidak ada pelaku yang membuka diri. Makanya harus dijebak. Ada yang mau membongkar, kenapa dipersalahkan orangnya. Kenapa tidak diberantas maksiatnya?," kata Fauzi.

Fauzi menyebutkan kejadian yang dialami Andre hampir sama saat dia menjabat wali kota Padang.

Saat itu, bertubi-tubi penolakan ketika dirinya membuat program wajib memakai jilbab bagi siswi muslim.

"Ditolak dari mana-mana saja. Tapi akhirnya sekarang malah ditiru se-Sumatera dan bahkan Indonesia," jelas Fauzi.

Baca juga: Penggerebekan PSK di Padang, Ada Nama Andre Rosiade di Kuitansi Pemesan

Fauzi mendukung Andre untuk maju terus dan tidak gentar dalam memerangi maksiat karena itu adalah perbuatan yang benar.

"Andre itu sudah memasang badan untuk memberantas maksiat. Namanya dipertaruhkan dan saya yakin perbuatan Andre yang benar itu akhirnya mendapat pembelaan," jelas Fauzi.

Sementara itu, 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com