Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI Operasikan Kembali Lokomotif Uap Kuno Buatan Jerman di Jawa Tengah

Kompas.com - 07/02/2020, 03:24 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengoperasikan kembali lokomotif uap kuno buatan Hanomag Hannover, Linden, Jerman, tahun 1921 setelah delapan bulan direstorasi di Balai Yasa Yogyakarta.

Koordinator Tim Restorasi Balai Yasa Yogyakarta Suharyanto mengatakan, proses restorasi lokomotif uap membutuhkan waktu delapan bulan. Proses restorasi dimulai pada April hingga November 2019.

"Lokomotif uap ini mulai hidup tanggal 5 November 2019. Sudah diuji coba di Balai Yasa," kata Suharyanto saat ditemui di Stasiun Purwosari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (6/2/2020).

Baca juga: Kehabisan Tiket Mudik? Coba Sewa Gerbong Kereta Wisata...

Pengoperasian kembali lokomotif uap dengan kode lambung D1410 untuk memperkuat keberadaan kereta api uap Jaladara yang sekarang ini menjadi kereta wisata di Solo.

Suharyanto mengungkapkan, lokomotif uap yang menggunakan bahan bakar batu bara atau kayu jati tersebut mampu menarik empat gerbong kereta api.

"Lokomotif uap ini lebih bagus kalau dipakai setiap hari (beroperasi), tapi harus ada batasannya karena dalam kota," ungkapnya.

Baca juga: Pemkot Surakarta Tunggu Kebijakan Pemerintah soal Wacana Gratiskan Kereta Wisata Solo

Kepala PT KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta Eko Purwanto menambahkan, lokomotif uap berangkat dari Stasiun Lempuyangan sekitar pukul 09.25 WIB dan berjalan sendiri. Lokomotif uap itu berhenti di Stasiun Klaten.

 

Pada saat perjalanan menuju Solo, tepat dari Stasiun Ceper, lokomotif uap tersebut harus didorong menggunakan kereta api lori.

Pasalnya, pemanasan lokomotif membutuhkan waktu sekitar tiga jam.

"Biar cepat menuju Stasiun Purwosari, Solo lokomotif uap harus didorong. Pada prinsipnya lokomotif uap sudah siap," ungkap Eko.

Restorasi lokomotif uap yang didatangkan dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) membutuhkan waktu cukup lama.

Sebab, tahapan yang harus diselesaikan selama restorasi cukup banyak.

"Termasuk teknologinya pakai tim uap. Jadi, termasuk boiler, ketelnya harus kita pastikan sudah kita bawa ke metalurgi dan dinyatakan itu aman. Sehingga, sekitar dua minggu lalu sudah kota uji coba di Balai Yasa Yogyakarta dan ini sudah mulai beroperasi," terang Eko.

Baca juga: Retro, Kereta Wisata Terbaru dengan Nuansa Klasik di Dalam Gerbong

Dia menambahkan, suku cadang lokomotif uap tersebut dicarikan persamaannya menggunakan lokomotif uap yang lain di Balai Yasa. Selain itu, juga memesan suku cadang dari dalam negeri.

"Lokomotif uap ini pernah beroperasi di wilayah Jawa Barat dan terakhir belum kita bawa ke sini ada di TMII. Lokomotif terakhir beroperasi tahun 1958. Lokomotif dioperasikan pertama sekitar tahun 1923," kata Eko.

Lokomotif uap dengan nomor pembuatan 9653 ini memiliki panjang 12.650 mm, lebar 3.000 mm, dan tinggi 3.780 mm. Operasionalnya menggunakan batu bara atau kayu jati dengan kecepatan maksimal 70 km per jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com