Suryaningsih menambahkan, meningkatkan jumlah kasus DBD membuat pemerintah tak lagi menggelar upaya fogging.
Tapi, terus menyosialisasikan kepada masyarakat pentingnya memberantas sarang nyamuk di lingkungannya.
Selama ini, pemerintah mengklaim kalau kesadaran masyarakat masih rendah dalam menjaga kebersihan lingkungan
"Upaya yang dilakukan sekarang ini dinas berupaya mengantisipasi membuat gerakan satu rumah satu jumantik, dengan melibatkan puskesmas dan RT/RW agar mereka tetap siaga melakukan langkah pemberantasan sarang nyamuk," tambahnya.
Baca juga: Penderita DBD di Sikka Jadi 377 Orang, 3 Meninggal Dunia
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat membenarkan kasus DBD di Kota Tasikmalaya sampai sekarang sudah ada korban meninggal dunia di RSUD dr Soekardjo dan 45 orang positif.
"Serangan nyamuk Aedes Aegypti yang telah menyerang warga selama ini tidak memiliki batasan umur mulai dari anak, remaja hingga orang tua," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Tasikmalaya mewaspadai merebaknya penyakit demam berdarah dengue (DBD) selain berbagai langkah antisipasi merebaknya virus Corona selama ini.
RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya mencatat telah menangani 40 pasien positif DBD terhitung sejak 1 Januari 2020 sampai dengan hari ini Jumat, 31 Januari 2020.
Baca juga: Selama Januari, 59 Warga Sukabumi Kena DBD dan Dirawat di Rumah Sakit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.