Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kota Bima Mulai Terjangkit DBD, Satu Orang Meninggal

Kompas.com - 06/02/2020, 12:19 WIB
Syarifudin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Warga Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai terjankit penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Bima, di awal tahun ini terdapat lima warga setempat yang positif menderita DBD.

Dari jumlah itu, satu orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia.

"Dari Januari 2020 ini, ada 5 orang positif DBD, satu orang meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan (P3PL) Dinkes Kota Bima Syarifuddin kepada wartawan, Kamis (6/2/2020).

Baca juga: Warga NTB Mulai Terjangkit DBD

Korban meninggal akibat DBD adalah anak berusia 8 tahun.

Sebelum meninggal, kata Syarifuddin, orangtua pasien sempat membawa anaknya ke Puseksmas untuk berobat.

Awalnya, demam yang dialami bocah 8 tahun itu memang sempat turun.

Namun, tujuh hari setelahnya, pasien tersebut kembali mengalami demam tinggi.

"Korban tiba-tiba kejang lalu di dibawa ke rumah sakit swasta. Karena kondisinya semakin drop, pada 1 Februari 2020, korban dirujuk ke RSUD Bima. Beberapa hari setelah itu kemudian meninggal," ujar Syarifuddin.

Setelah kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kota Bima langsung turun tangan dengan melakukan fogging atau penyemprotan asap untuk mengantisipasi meluasnya sebaran nyamuk penyebab DBD.

"Kemarin kita sudah lakukan fogging. Lokasinya di beberapa wilayah terdampak atau di sekitar tempat tinggal korban DBD. Mudah-mudahan setelah fogging ini, tidak ada lagi korban DBD," ujar Syarifuddin.

Menurut Syarifuddin, musim hujan seperti saat ini sangat rentan sekali terhadap penyakit DBD.

Dinas Kesehatan sudah melakukan edukasi kepada masyarakat agar meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk.

Selain itu, masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi seperti dengan gerakan menguras bak air, menutup tempat penampungan dan mengubur barang bekas.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari agar tidak ada air yang menggenang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com