Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru di NTT Diduga Siksa Puluhan Murid Minum Air Kotor dan Bau Pesing

Kompas.com - 06/02/2020, 10:18 WIB
Nansianus Taris,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

LEMBATA, KOMPAS.com - Guru di SMPK Sint Pieter Lolondolor, Desa Leuwayan, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, NTT diduga menyiksa puluhan murid dengan memaksa meminum air kotor, berlumut dan berbau pesing

Dugaan penyiksaan ini dilakukan terhadap murid kelas VII dan VIII di sekolah tersebut.

Awalnya, kejadian itu dirahasiakan para murid. 

Kejadian itu terbongkar saat siswa kelas VIII bercerita saat sedang belajar di rumah seorang siswa berinisial I.

Baca juga: Ini Modus Guru Ponpes Cabuli 2 Santrinya Berulang Kali

Cerita itu kemudian didengar oleh M yang merupakan Ibu kandung I.

M mengatakan, saat mendengar cerita tentang anaknya bersama sama teman- teman disiksa oknum guru, dirinya mengaku tidak bisa menerima perlakuan kasar itu.

Keesokan harinya, ia pun langsung melaporkan dugaan penyiksaan itu kepada ketua yayasan dan pihak komite sekolah.

“Saya dengar mereka disiksa minum air kotor dalam viber yang berlumut. Alasannya karena tidak bisa menghafal kosa kata bahasa Inggris," kata M kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2020).

Menurut M, air dalam viber itu selain kotor juga bau, karena dekat dengan toilet.

"Saya benar-benar tidak terima, karena siksa anak minum air kotor dan bau, apalagi saat ini musim demam berdarah,” ujar M.

Baca juga: Cabuli 2 Muridnya di Kamar Mandi, Seorang Guru Ngaji Ditangkap

M menilai, perlakuan oknum guru itu sama sekali tidak mendidik.

Apalagi, bukan hanya satu anak saja yang disiksa, tetapi puluhan, yakni 27 anak.

“Kami orangtua titip anak di sekolah untuk diajarkan dengan baik. Kalau pukul saja kami masih bisa terima. Tetapi ini sudah keterlaluan. Siksa anak minum air dalam viber yang sudah berlumut, bau kencing dan banyak jentik nyamuk,” kata M.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com