Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Curhatan Siswi SMP Sebelum Tewas | Seorang Pria 10 Tahun Tinggal di Goa

Kompas.com - 05/02/2020, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

 

4. Operasi tumor ganas dibiayai TNI

TNI AD Kodim 0313/Kampar menanggung seluruh biaya pengobatan Riska Ramadila (17) yang mengidap tumor ganas di lutut sebelah kanan yang sudah besar.

Siswa kelas 3 SMA Negeri 1 Kecamatan Kampar kiri sudah tujuh bulan mengidap penyakit tersebut.

Babinsa Kelurahan Lipat Kain Pelda Nasaruddin mengatakan Riska rencananya akan dibawa berobat ke Rumah Sakit Gatot Soebroto Jakarta.

Pihak keluarga telah menyetujui membawa Riska berobat ke Jakarta. Beberapa pihak keluarga akan ikut mendampingi, termasuk Nasaruddin sendiri.

"Kita sudah minta persetujuan dari keluarga. Mereka mau kita bantu. Jadi kami akan bantu secara maksimal," ucap Nasarudin.

Namun pihak keluarga menolak jika kaki Riska diamputasi sehingga mereka mencari jalan terbaik untuk Riska.

"Kalau diamputasi janganlah dulu. Kami juga tetap berusaha mencari cara lain selain diamputasi," Erianto, ayah Riska.
Baca juga: TNI Biayai Pengobatan Pemain Voli SMA yang Idap Tumor Ganas ke Jakarta, Keluarga Tolak Amputasi

5. Setelah dibunuh, ayah gendong mayat anak

Ilustrasi.THINKSTOCK Ilustrasi.
Nurdiana bocah 5 tahun tewas dicekik oleh ayahnya Musadi (39) pada Kamis (30/1/2020). Setelah itu, Musadi menggendong mayat anaknya berjam-jam di kebun belakang rumah.

Sebelum membunuh anak perempuannya, Musadi terlibat pertengkaran dengan istrinya, Rina Kasturi (22) yang merupakan ibu kandung Nurdiana.

Setelah bertengkar, Musadi membawa anaknya, Nurdiana dengan alasan pergi ke pasar.

Namun ia justru membawa anaknya ke kebun belakang yang hanya berjarak 100 meter dari rumahnya.

Sekitar jam 12.00 WIB, Musadi mencekik Nurdiana dari belakang hingga tewas.

Dalam keadaan bingung, ia menggendong mayat putrinya hingga malam di sekitar kebun belakang rumah.

Pada malam hari, Musadi meletakkan mayat Nurdiana di samping rumahnya dan ia melarikan diri.

"Dia eksekusinya sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah dieksekusi, jasad anaknya itu digendong. Di bawanya ke sana-kemari di dalam kebun hingga malam," kata Kapolsek Sungai Manau, Iptu Karto.
Baca juga: 4 Fakta Ayah Gendong Mayat Anak Berjam-jam, Mengaku ke Pasar hingga Dicekik di Kebun

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idon Tanjung | Editor : Pythag Kurniati, Rachmawati, Michael Hangga Wismabrata, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com