Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dibiayai TNI, Pihak Keluarga Patungan Obati Riska

Kompas.com - 04/02/2020, 18:14 WIB
Idon Tanjung,
Dony Aprian

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Berbagai cara dilakukan keluarga untuk mengobati, Riska Ramadila (17), seorang remaja di Kelurahan Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau, yang mengidap tumor ganas.

Sebelum mendapat bantuan dari sejumlah pihak, keluarga Riska sempat patungan dana untuk biaya pengobatan.

Karena, kedua orangtuanya, Erianto (45) dan Muzarniati (43) terkendala biaya untuk membawa Riska berobat.

Hal itu diceritakan paman Riska, Ulil Amri (37) saat berbincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Berawal dari Kunjungan ke Sekolah, TNI Biayai Pengobatan Pemain Voli SMA yang Idap Tumor Ganas

Ulil menuturkan, akhir Desember 2019 lalu, pihak keluarga telah membawa Riska berobat ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, dengan menggunakan BPJS.

Saat itu, pihak rumah sakit memvonis Riska harus diamputasi.

Namun, Riska dan keluarga tidak bersedia sehingga pulang kembali.

"Di samping itu, kami terus berusaha mencari pengobatan lain. Pengobatan alternatif ke Tapung (Kampar), terapi ke Pekanbaru. Dukun kampung juga ada kita bawa. Yang namanya anak tentu obati semampu kita," ucap Ulil.

Untuk kesembuhan Riska, pihak keluarga mengeluarkan biaya pengobatan secara kolektif.

"Ya, kami keluarga patungan biaya. Karena kami masih yakin ada obat selain diamputasi," tuturnya.

Baca juga: Harapan Orangtua Pemain Voli SMA Pengidap Tumor Ganas Sembuh Tanpa Amputasi

Karena itu, keluarga kembali membawa Riska berobat ke Rumah Sakit Prima di Pekanbaru.

Namun, hasil pemeriksaan medis menyatakan Riska harus diamputasi.

Melihat kondisi demikian, keluarga membawa Riska ke rumahnya di Jalan Garuda, Desa Kubang Jaya, Kabupaten Kampar

"Riska sempat trauma mendapat keputusan rumah sakit bahwa kakinya harus diamputasi," ujarnya.

Setelah itu, pihak keluarga kembali membawa Riska ke untuk melakukan pemeriksaan ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

Sekitar jam 9 pagi, Ulil mengambil nomor antrean.

Usai dilakukan pemeriksaan medis, lanjut Ulil, dokter tetap memutuskan untuk mengamputasi kaki Riska.

"Kami pun drop saat itu. Karena kita ingin betul-betul didalami dulu penyakitnya biar tidak diamputasi," tuturnya.

Saat beranjak pulang, datang seorang dokter yang menyampaikan ada rumah sakit yang bisa mengobati penyakit Riska tanpa diamputasi.

Namun, biaya berobat ke Jakarta itu sebesar Rp 450 juta. Sedangkan pihak keluarga Riska belum memiliki uang sebanyak itu.

Baca juga: Derita Siswi SMA Pemain Voli, Idap Tumor Ganas Sebesar Bola di Kaki

Saat ingin kembali membawa Riska berobat ke Rumah Sakit Santa Maria, pihak keluarga dihubungi seorang anggota TNI Kodim Kampar yang akan membantu biaya pengobatan.

"Rencananya Riska akan dibawa ke Rumah Sakit Gatot Subroto di Jakarta," kata Ulil.

Ulil menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu untuk kesembuhan Riska.

"Ya, kami berterima kasih kepada Kodim Kampar, pemerintah dan juga pihak lainnya. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com