YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Munculnya virus corona memaksa Arif Nur Rofiq (20) mahasiswa Yangzhou Polytechnic Collage, Provinsi Jiangsu, China, pulang ke kampung halamannya di Dusun Gembuk, Desa Getas, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta.
Dia tiba di rumahnya setelah melakukan penerbangan dari China transit di Bangkok, Thailand. Dilanjutkan ke Jakarta, dan menuju ke Yogyakarta. Arif tiba di rumah pada 23.00 WIB, Senin, (3/2/2020).
"Alhamdulilah sehat semalam baru sampai di rumah," kata Arif Selasa (4/2/2020).
Baca juga: Sejak Tiba di Natuna, Orangtua Mahasiswa Aceh Tak Bisa Hubungi Anaknya
Kala virus corona merebak dan aktivitas kampus diliburkan, Arif belum berniat pulang ke Indonesia. Dia masih memilih tetap tinggal di asramanya.
Namun, kondisi Provinsi Jiangsu mulai mencekam. Mahasiswa mulai dilarang keluar dari asrama dan banyak toko yang tutup.
"Dari kampus, juga diinformasikan untuk tidak berkumpul di keramaian. Karena biasanya saat libur banyak yang kumpul," kata Arif.
Baca juga: Menkes: 3 WNI yang Tertahan di Wuhan Tanggung Jawab Pemerintah China
Niatnya untuk pulang semakin bulat setelah mendapat kabar ada 13 orang di daerah tempat tinggalnya yang positif terinfeksi corona.
Padahal, letak Provinsi Jiangsu jauh dari Wuhan, lokasi awal munculnya virus corona.
"Jaraknya 4 jam perjalanan, tetapi dampaknya hingga ke kota tempat saya tinggal," sebut Arif.
Arif yang sudah tinggal di China selama 1,5 tahun memutuskan kembali ke Indonesia bersama beberapa orang dari berbagai negara.
Ketika masuk ke pesawat. dia dikejutkan hampir setengah pesawat diisi oleh WNI.
Setibanya di bandara Arif harus menjalani pengecekan kesehatan, yaitu pengecekan suhu badan dan pengecekan tekanan darah.
"Tidak hanya di China saja pengecekan juga dilakukan saat transit di Bangkok, Thailand," kata Arif.
Baca juga: WNI dari Wuhan Dikarantina di Natuna, Masyarakat Minta DPR Fasilitasi Bertemu Jokowi
Meski virus Corona masih menghantui Negeri Tirai Bambu, warga Yogyakarta ini tetap berharap bisa kembali dan menuntaskan pendidikannya.
Hanya saja, anak kedua pasangan Kusyanta dan Maryatun belum mebgetahui kapan harus kembali ke China.
Hingga kini, belum ada informasi perkuliahan di kampusnya kembali dimulai.
"Infonya kan tanggal 17 Februari masuk kuliah, tetapi kalau ada kejadian seperti ini belum tahu akan masuk kapan. Masih menunggu informasi. Insya Allah kembali ke sana," katanya.
Disinggung mengenai beberapa waktu lalu orangtuanya sulit menghubungi, Arif mengatakan di China untuk komunikasi menggunakan WhatsApp memang agak sulit. Pemerintah China membatasi penggunaan aplikasi tersebut.
Sedangkan ibu Arif, Maryatun, lega anaknya bisa pulang ke rumah dengan keadaan sehat dan bisa berkumpul bersama keluarga kembali.
Namun demikian, dia mempersilakan jika anaknya ingin kembali kuliah ke China.
"Ya terserah anaknya saja, orang tua mendukung," kata Maryatun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.