Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Pulang ke Indonesia, Arif Tetap Ingin Lanjutkan Kuliah di China

Kompas.com - 04/02/2020, 17:07 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Munculnya virus corona memaksa Arif Nur Rofiq (20) mahasiswa Yangzhou Polytechnic Collage, Provinsi Jiangsu, China, pulang ke kampung halamannya di Dusun Gembuk, Desa Getas, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta.

Dia tiba di rumahnya setelah melakukan penerbangan dari China transit di Bangkok, Thailand. Dilanjutkan ke Jakarta, dan menuju ke Yogyakarta. Arif tiba di rumah pada 23.00 WIB, Senin, (3/2/2020). 

"Alhamdulilah sehat semalam baru sampai di rumah," kata Arif Selasa (4/2/2020). 

Baca juga: Sejak Tiba di Natuna, Orangtua Mahasiswa Aceh Tak Bisa Hubungi Anaknya

Kala virus corona merebak dan aktivitas kampus diliburkan, Arif belum berniat pulang ke Indonesia. Dia masih memilih tetap tinggal di asramanya.

Namun, kondisi Provinsi Jiangsu mulai mencekam. Mahasiswa mulai dilarang keluar dari asrama dan banyak toko yang tutup.

"Dari kampus, juga diinformasikan untuk tidak berkumpul di keramaian. Karena biasanya saat libur banyak yang kumpul," kata Arif.

Baca juga: Menkes: 3 WNI yang Tertahan di Wuhan Tanggung Jawab Pemerintah China

Niatnya untuk pulang semakin bulat setelah mendapat kabar ada 13 orang di daerah tempat tinggalnya yang positif terinfeksi corona.

Padahal, letak Provinsi Jiangsu jauh dari Wuhan, lokasi awal munculnya virus corona.

"Jaraknya 4 jam perjalanan, tetapi dampaknya hingga ke kota tempat saya tinggal," sebut Arif.

 

Arif yang sudah tinggal di China selama 1,5 tahun memutuskan kembali ke Indonesia bersama beberapa orang dari berbagai negara.

Ketika masuk ke pesawat. dia dikejutkan hampir setengah pesawat diisi oleh WNI.

Setibanya di bandara Arif harus menjalani pengecekan kesehatan, yaitu pengecekan suhu badan dan pengecekan tekanan darah.

"Tidak hanya di China saja pengecekan juga dilakukan saat transit di Bangkok, Thailand," kata Arif.

Baca juga: WNI dari Wuhan Dikarantina di Natuna, Masyarakat Minta DPR Fasilitasi Bertemu Jokowi

Meski virus Corona masih menghantui Negeri Tirai Bambu, warga Yogyakarta ini tetap berharap bisa kembali dan menuntaskan pendidikannya.

Hanya saja, anak kedua pasangan Kusyanta dan Maryatun belum mebgetahui kapan harus kembali ke China.

 

Hingga kini, belum ada informasi perkuliahan di kampusnya kembali dimulai.

"Infonya kan tanggal 17 Februari masuk kuliah, tetapi kalau ada kejadian seperti ini belum tahu akan masuk kapan. Masih menunggu informasi. Insya Allah kembali ke sana," katanya.

 

Disinggung mengenai beberapa waktu lalu orangtuanya sulit menghubungi, Arif mengatakan di China untuk komunikasi menggunakan WhatsApp memang agak sulit. Pemerintah China membatasi penggunaan aplikasi tersebut.

Sedangkan ibu Arif, Maryatun, lega anaknya bisa pulang ke rumah dengan keadaan sehat dan bisa berkumpul bersama keluarga kembali.

Namun demikian, dia mempersilakan jika anaknya ingin kembali kuliah ke China.

"Ya terserah anaknya saja, orang tua mendukung," kata Maryatun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com