Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Mengaku Belum Pernah Bertemu dengan Otak Penculikan

Kompas.com - 04/02/2020, 16:16 WIB
Hamzah Arfah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Pelaku penculikan SAW (11) di Desa Ngabetan, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur, pada Senin (3/2/2020) malam, ditangkap petugas kepolisian.

Dia adalah Achmad Muzakki Maulana (25), warga Perumahan Banjarsari, Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Gresik.

Kepada polisi, Muzakki mengaku nekat melakukan aksi tersebut lantaran terbujuk imbalan sejumlah uang yang bakal diberikan oleh salah seorang, yang dikenalnya melalui aplikasi MiChat sejak satu tahun lalu.

Kenalan itu sempat menawarkan kepada Muzakki 'solusi' kesulitan ekonomi yang sedang dialami, dengan cara menculik anak perempuan berusia 1 hingga 10 tahun.

Baca juga: Polisi Telusuri Otak Penculikan Anak di Gresik

"Karena aplikasi MiChat merupakan media sosial dengan handphone. Selama satu tahun yang bersangkutan belum pernah bertemu, belum pernah berkomunikasi secara langsung via telepon. Jadi, hanya komunikasi tekstual dengan applikasi MiChat," ujar Kapolres Gresik AKBP Kusworo Wibowo kepada awak media, saat rilis pengungkapan kasus di halaman Mapolres Gresik, Selasa (4/2/2020) siang.

Lantaran mengaku terbentur kebutuhan hidup, Muzakki yang semula tidak terlalu serius memikirkan ajakan penculikan anak di bawah umur itu, akhirnya kembali teringat setelah melihat SAW sedang membeli jajan di Desa Ngabetan.

Tanpa pikir panjang, pelaku kemudian memasukkan korban ke dalam mobil. Namun usaha tidak berhasil, usai korban berhasil meloloskan diri.

"Perlu digarisbawahi jika yang bersangkutan belum pernah berkomunikasi secara langsung dengan temannya di MiChat tersebut, belum pernah bertransaksi apapun, belum pernah melakukan upaya penculikan apapun sebelumnya. Baru sekali ini," ucap Kusworo.

Kepada penyidik kepolisian, Muzakki bahkan sempat ragu dengan tawaran yang sempat diberikan oleh kenalannya di aplikasi MiChat tersebut.

Namun, sekali lagi, dengan berdalih kesulitan ekonomi yang sedang dialami, Muzakki lantas nekat melakukan upaya penculikan terhadap SAW untuk mendapat imbalan.

Baca juga: Penculikan Anak di Gresik Gagal Setelah Korban Loncat dari Mobil Pelaku

"Yang bersangkutan sebetulnya sempat meragukan keseriusan temannya di aplikasi MiChat tersebut. Jadi berkaitan dengan pesanan, belum tentu pesanan ini benar, karena yang bersangkutan sempat curhat maka dibalaslah oleh teman di MiChat itu kalau misalkan mau saya siapkan sejumlah dana, nah ini kan belum tentu benar kebenarannya. Namun, polisi tetap akan melakukan penyelidikan (lanjutan)," kata dia.

Dari pengakuan Muzakki kepada petugas kepolisian, kenalan yang melakukan pesanan penculikan anak di bawah umur tersebut mengaku berasal dari daerah Jawa Barat.

Pihak kepolisian mengatakan masih melakukan upaya pelacakan terkait keberadaan dan kebenaran pengakuan dari Muzakki.

"Belum pernah ketemu Pak, hanya chatting melalui MiChat itu saja," kata Muzakki singkat, saat ditanya Kusworo dihadapan awak media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com