Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Mampu, Ratusan Penerima PKH di Sebatik, Perbatasan RI-Malaysia Mundur

Kompas.com - 04/02/2020, 11:44 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com - Ratusan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang merupakan wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia mengundurkan diri sepanjang 2019.

"Khusus Januari 2020 saja tercatat 14 penerima PKH yang mundur dengan berbagai alasan," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Nunukan, Jabbar, Selasa (4/2/2020) seperti ditulis Antaranews.com.

Ia membenarkan adanya ratusan KK warga di daerahnya yang sebelumnya terdaftar penerima PKH dan sekarang telah mengundurkan diri.

"Dari tahun 2019 hingga bulan Januari 2020, sebanyak dua ratusan warga Sebatik penerima bantuan PKH mengundurkan diri secara sukarela," katanya.

Baca juga: Cegah Stunting, Mensos: Kebijakan PKH 2020 Diarahkan untuk Pemenuhan Nutrisi

Ia menjelaskan bahwa ratusan KK penerima PKH ini semuanya berdomisili di Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Alasan pengunduran diri ratusan KK tersebut karena telah menganggap dirinya telah mampu dari segi materi.

"Mereka mundur karena merasa tidak berhak lagi menerima bantuan dari pemerintah seperti itu," katanya.

Pihaknya mengapresiasi keputusan warganya yang menolak menerima PKH yang bersumber dari APBN tersebut.

Oleh karena itu, kesadaran masyarakat ini patut diapresiasi karena telah memberikan peluang kepad warga kurang mampu untuk menerima bantuan tersebut.

"Ratusan warga Sebatik yang merasa mampu, tidak membutuhkan bantuan seperti sebelumnya, sehingga mengundurkan diri. Warga yang mengundurkan diri, beralasan sudah mampu dan punya kesadaran bahwa masih ada warga lain yang sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah," katanya.

Terkait dengan kesadaran masyarakat mengundurkan diri sebagai penerima PKH lagi, Pemkab Nunukan mengapresiasi dengan memberikan penghargaan.

"Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi - tingginya dalam bentuk pemberian piagam penghargaan kepada warga yang mengundurkan diri," katanya.

Ia menyebutkan, data penerima bantuan PKH dari pemerintah pusat hingga November 2019 untuk Kabupaten Nunukan berjumlah sebanyak 17.868 KPM dengan total jiwa sekira 72 ribu.

Bantuan PKH, adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin (KM) yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH.

Baca juga: Jokowi Sentil Ibu-ibu agar Tak Beli Baju dan Lipstik Pakai Uang PKH

Bantuan PKH membuka akses keluarga miskin terutama ibu hamil dan anak untuk memanfaatkan berbagai fasilitas layanan kesehatan seperti BPJS dan fasilitas layanan pendidikan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Selain itu, penerima PKH juga dari kalangan penyandang disabilitas dan lanjut usia dengan mempertahankan taraf kesejahteraan sosialnya. Diberikan pula berupa bantuan pangan non tunai (BPNT).

"Di dalamnya ada penerima KIP, ada juga lansia diatas umur 70 tahun, bantuan ibu hamil yang dibantu oleh pemerintah namun bantuannya tidak besar," katanya.

Menurut Jabbar, Warga penerima bantuan PKH, hampir dipastikan semuanya mendapatkan BNPT.

Tetapi, tidak semua yang mendapatkan BNPT harus dari penerima bantuan PKH, karena ada juga yang menerima, di luar penerima bantuan PKH.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com