Wati mengatakan, berupaya membesarkan anaknya sendirian lantaran sang suami meninggalkan mereka.
Wati pun berjuang dengan menjadi seorang penjual lontong.
"Anak saya pun sempat ingin punya handphone tapi saya belum bisa membelikannya karena penghasilan saya hanya cukup untuk makan saja selama ini," katanya.
Baca juga: Kisah Tragis Delis, Hilang lalu Ditemukan Tewas Membusuk di Drainase Sekolah
Pada catatan yang ditulisnya, Delis ingin mendapatkan banyak teman.
'Saya memilih ke SMP 6 Negeri karena saya ingin mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan ingin mendapatkan banyak teman-teman' tulisnya.
Namun kenyataannya, belum ada setahun bersekolah, Delis diduga menjadi korban bully di sekolahnya.
Ia menjadi murung sepekan sebelum ditemukan tewas.
Baca juga: Wakil Kepsek: Hari Jumat Ayahnya Bilang Ada di Rumah, Senin Malah Ditemukan di Gorong-gorong...
Hal itu dikemukakan oleh seorang kerabat Delis bernama Ade Munir (56).
"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," kata Ade.
Baca juga: Pemakaman Siswi SMP yang Tewas di Gorong-gorong Tak Dihadiri Ayahnya
Semangat belajarnya tertuang dalam catatan tersebut.
'Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti.
Bila Bu Guru memberi tugas di rumah saya akan mengerjakannya dengan senang hati agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat'
Baca juga: Sebelum Tewas, Delis Kerap Murung karena Disebut Bau Lontong, Disdik Sebut Bukan Bullying
Kecerdasan Delis diakui oleh Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya, Nina Nartalina.
"(Delis) Salah satu siswa pintar dan sangat ceria saat berada di dalam kelasnya," kata Nina, Selasa (28/1/2020).