Husni Thamrin mengusulkan agar Belanda menyekolahkan Bung Karno. Selanjutnya ada juga perkumpulan Taman Siswa (muhammadiyah) mengusulkan agar Bung Karno dipindahkan ke Jogjakarta.
Bung Karno dapat sambil mengajar di sekolah Muhammadiyah di Jogjakarta.
Memindahkan pengasingan Bung Karno dari Ende ke tempat lain bagi Belanda memerlukan pertimbangan matang maka ditawarkan ke beberapa resident.
Ditawarkan pada Residen Borneo dan Sulawesi kedua residen menolak karena menerima pengasingan musuh nomor satu Belanda tentu berisiko tinggi.
Kemudian di tengah ketakutan kedua residen itu ternyata Bengkulu justru siap menampungan Bung Karno maka diputuskanlah dipindahkan ke Bengkulu.
Baca juga: Uniknya HUT RI ala Keluarga Fatmawati Soekarno di Bengkulu
Pada 14 Februari 1934 SK resmi pemindahan Bung Karno diteken untuk dipindahkan ke Bengkulu. Dalam telegram Belanda diketahui Bung Karno tiba di Bengkulu pada 9 Mei 1934.
Berita akan kedatangan Bung Karno di Bengkulu menyebar sejumlah tokoh pergerakan Bengkulu seperti Sanusi Pane, Ali Hanafiah, dan lain-lain.
"Tokoh pergerakan Bengkulu menyambut gembira kedatangan Bung Karno dan membagi dua kelompok penyambutan. Pertama di Pengantungan dan di kawasan Kampung China, Kota Bengkulu. Ternyata Bung Karno tiba di kawasan Kampung China melalui," kata Agus.
Dari Kampung China Bung Karno dibawa Ali Hanafiah ke Pengantungan lalu dibawa ke Hotel Centrum (Samudera Dwinka Hotel) Bung Karno juga sempat menonton Bioskop Central Cinema di kawasan Kampung China.
Baca juga: Khofifah Jahit Bendera Merah Putih di Rumah Fatmawati Soekarno
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.