Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Gus Sholah Meninggal | Pemimpin King of The King Disebut TNI Aktif

Kompas.com - 04/02/2020, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - KH Shalahuddin Wahid atau Gus Sholah, pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang dimakamkan dekat dengan makam kakak kandungnya, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Gus Sholah meninggal di Rumah Sakit Harapan Kita pada Minggu (2/2/2020) pukul 20.55 WIB di usia 77 tahun.

Sementara di Karawang, pengikut King of The King, Juanda menyebut bahwa Dony Pedro, pemimpin King of The King adalah anggota TNI aktif yang berugas di Bandung.

Kepada Juanda, Dony Pedro menunjukkan Kartu Tanda Prajurit TNI. Di kartu tersebut, Dony Pedro berpangkat Letnan Satu Infanteri.

Dua berita tersebut mendapatkan perhatin banyak para pembaca dan berikut berita populer nusantara selengkapnya:

1. Gus Sholah meninggal dan dimakamkan di Jombang

Suasana saat jenazah diantarkan menuju area pemakaman keluarga Pesantren Tebuireng Jombang, Senin (3/2/2020).KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Suasana saat jenazah diantarkan menuju area pemakaman keluarga Pesantren Tebuireng Jombang, Senin (3/2/2020).
Minggu (2/2/2020), KH Shalahuddin Wahid atau Gus Sholah, pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang meninggal dunia di Rumah Sakit Harapan Kita.

Adik Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid meninggal dunia pada usia 77 tahun.

Gus Sholah dimakamkan dekat dengan makam kakak kandungnya, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada Senin (3/2/2020) pagi di kompleks pemakaman keluarga Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.

Posisi makam Gus Sholah berada tiga meter di sebelah barat makam Gus Dur.

Sekretaris Yayasan Pesantren Tebuireng KH Abdul Ghofar menjelaskan, lokasi pemakaman Gus Sholah sesuai dengan permintaan almarhum semasa hidupnya.

Baca juga: Khofifah Kenang Gus Sholah Sebagai Sosok yang Ikhlas

"Beliau (Gus Sholah) menunjukkan, nanti kalau saya meninggal, makamnya di sini," katanya.

Makam Gus Sholah juga berada tepat di sebelah utara makam ayah dan ibunya, yakni KH Wahid Hasyim dan Nyai Sholichah Wahid.

Ayah Gus Sholah, Wahid Hasyim, merupakan putra pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari.

"Kebetulan ini lurus dengan makam ayahnya. Di sini makam Kiai Wahid dan Ibu Nyai Sholichah," katanya.

Baca juga: Dimakamkan Dekat Gus Dur, Permintaan Gus Sholah Semasa Hidup

Kartu anggota TNI Donny Pedro, yang disebut Presiden King of The Kings, menyebutkan dia bertugas di Pussenif Bandung. Dok. Handout Kartu anggota TNI Donny Pedro, yang disebut Presiden King of The Kings, menyebutkan dia bertugas di Pussenif Bandung.

2. Pimpinan King of The King disebut anggota TNI aktif

Dony Pedro, pemimpin tertinggi King of The King disebut sebagai anggota TNI aktif yang bertugas di Bandung.

Hal tersebut disampaikan Juanda, pengikut sekaligus petinggi King of The King asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Kepada Juanda, Dony Pedro mengaku bertugas di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD di Bandung

Dony Pedro juga menunjukkan kartu tanda prajurit TNI kepada Juanda. Di kartu tersebut, ditulis bahwa Dony Pedro berpangkat Letnan Satu Infanteri.

"Saat saya ke sana (rumah Dony Pedro) seragam (TNI)-nya digantungin," kata Juanda.

Baca juga: Polisi Masih Cari Keberadaan King of The King Dony Pedro

Dony Pedro beberapa kali menelpon Juanda yang sehari-hari bekerja sebagai ASN di Pemkab Karawang.

Dony juga kerap mengirimi foto-foto pusaka dan meminta Juanda datang ke rumahnya di Bandung.

"Saya bertemu Dony awal tahun 2019 di Bandung. Awalnya dia meyakinkan saya soal samurai pusaka dan langka yang harganya triliunan. Saya mencari pembeli untuk dia," kata Juanda.

Juanda mengaku tergiur dengan uang komisi dari penjualan senjata itu.

Baca juga: Pengikut King of The King Sebut Dony Pedro Anggota TNI Aktif, Bertugas di Bandung

3. Pekerja tinggalkan utang rokok hingga Rp 16 juta

Sejumlah pekerja proyek akses jalan menuju PLTA Upper Cisokan meninggalkan utang di warung kopi dan rokok milik Siti Nuraminah (34) di Kampung Pangkalan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Utang yang ditinggalkan para pekerja yang mengaku dari PT PP sejak tahun 2017 lalu di warung ini mencapai Rp. 16.000.000.KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA Sejumlah pekerja proyek akses jalan menuju PLTA Upper Cisokan meninggalkan utang di warung kopi dan rokok milik Siti Nuraminah (34) di Kampung Pangkalan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Utang yang ditinggalkan para pekerja yang mengaku dari PT PP sejak tahun 2017 lalu di warung ini mencapai Rp. 16.000.000.
Pekerja proyek akses jalan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Upper Cisokan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat berutang Rp 16 juta kepada pedagang rokok.

Utang tersebut belum dibayarkan sejak tahun 2017 lalu. Padahal proyek tersebut dijadwalkan selesai pada akhir Februari 2020.

Siti Nuraminah (34), pemilik warung kopi dan rokok di Kampung Pangkalan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat mengaku jika ditotal, utang yang harus dibayar sebesar Rp 16 juta lebih.

Ia kerap menagih utang ke kantor site project akses Jalan Upper Cisokan milik PT PP yang berada tepat di depan warungnya. Namun pelunasan utangnya masih belum ada kejelasan.

"Ada satu orang mandor utangnya yang ngaku dari PT PP belum bayar sampai Rp 8,6 juta. Ada yang Rp 4,5 juta, ada yang Rp 4 juta. Kalau ditotal sampai Rp 16 juta lebih karena ada juga yang kecil-kecil kisaran Rp 300.000 sampai Rp 500.000," ungkap Siti saat ditemui Kompas.com, Minggu (2/2/2020).

Sementara itu, Juhroh (29) pedagang lain mengaku utang yang harus dibayar oleh para pekerja sejak 2019 lalu sebesar Rp 15 juta.

"Utangnya bervariasi, ada yang Rp 1 juta, Rp 2,5 juta, ada yang Rp 3,3 juta. Paling besar Rp 6 juta lebih. Dia bilangnya PM (project manager) proyek ini," kata Juhroh.

Baca juga: Cerita Pedagang Rokok yang Diutangi Pekerja Akses Jalan PLTA Cisokan hingga Rp 16 Juta

Pemilik Akun Facebook bernama Zikria Dzatil yang diduga menghina Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diamankan di Polrestabes Surabaya, Senin (3/2/2020).KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Pemilik Akun Facebook bernama Zikria Dzatil yang diduga menghina Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diamankan di Polrestabes Surabaya, Senin (3/2/2020).
4. Sebelum ditangkap, pemilik akun sembunyi di lantai dua

Zikria Dzatil pemilik akun Facebook yang diduga menghina Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sempat mengurung diri dan sembunyi di lantai dua, sebelum ditangkap oleh polisi.

Zikria ditangkap Jumat (31/1/2020) malam di rumahnya yang ada di kawasan Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor, Kota Bogor.

Sehari-hari, Zikria adalah seorang ibu rumah tangga. Ia tinggal di rumahnya bersama tiga orang anaknya dan salah satu anaknya masih berumur 2 tahun.

Sementara sang suami bekerja di luar kota dan pulang setiap seminggu sekali.

Menurut keterangan Komar Saleh, Ketua RT di kediaman Zikria, polisi masuk ke dalam rumah Zikria sekitar pukul 21.00 WIB.

Ibu rumah tangga tersebut tak kunjung membuka pintu walaupun petus mengetuk rumahnya.

Komar yang ada di lokasi kemudian menghubungi suami Zikria yang berada di luar Kota Bogor.

Setelah itu Zikria akhirnya membuka pintu rumah dan berkilah baru saja menenangkan diri dan mengisi energinya di lantai dua.

"Setelah ditelepon suaminya, baru cair. Dia sendiri mengakui, waktu ketok-ketok saya di lantai atas, kaget, saya lagi menenangkan diri, ngisi energi, katanya," jelas Komar.

Baca juga: Pemilik Akun yang Diduga Menghina Risma Ditangkap, Mengurung Diri dan Sembunyi di Lantai Dua

5. Tak ada rumah, tinggal dalam goa

La Udu warga Kota Bauba, Sulawesi Tenggara, tinggal sebatangkara di dalam goa di tepi pantai selama sepuluh tahun. Ia tidur disela-sela bebatuan yang sempit.DEFRIATNO NEKE La Udu warga Kota Bauba, Sulawesi Tenggara, tinggal sebatangkara di dalam goa di tepi pantai selama sepuluh tahun. Ia tidur disela-sela bebatuan yang sempit.
La Udu (50) memilih tinggal di dalam goa di tepi pantai selama 10 tahun karena tak memiliki rumah.

Warga Kota Baubau, Sulawesi Tenggara itu tinggal seorang diri karena tak ingin menyusahkan keluarganya yang lain.

Sebelumnya ia tingga di sebuah rumah bersama ayah dan ibunya. Namun setelah orangtuanya meninggal dan saudaranya meninggal, La Udu memutuskan tinggal di goa.

Setiap hari, La Udu tidur di sela bebatuan yang beralaskan pecahan perahu.

“Kalau malam dingin sekali. Takut (sendiri), tapi mau bagaimana lagi. Kalau air laut pasang, saya masuk ke dalam lagi,” ujar La Udu.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, La Udu mencari ikan dan menjualnya.

“Makan, makan ubi, dan kasoami (makanan tradisional buton), mencari ikan juga. Hasilnya juga dijual, tapi tidak banyak,” ucap La Udu.

Baca juga: Tak Punya Rumah, Seorang Pria di Baubau Pilih 10 Tahun Tinggal Dalam Goa

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan, Putra Prima Perdana, | Editor: Aprillia Ika, Dony Aprian, Rachmawati, David Oliver Purba, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com