Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Gus Sholah Meninggal | Pemimpin King of The King Disebut TNI Aktif

Kompas.com - 04/02/2020, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

2. Pimpinan King of The King disebut anggota TNI aktif

Dony Pedro, pemimpin tertinggi King of The King disebut sebagai anggota TNI aktif yang bertugas di Bandung.

Hal tersebut disampaikan Juanda, pengikut sekaligus petinggi King of The King asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Kepada Juanda, Dony Pedro mengaku bertugas di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD di Bandung

Dony Pedro juga menunjukkan kartu tanda prajurit TNI kepada Juanda. Di kartu tersebut, ditulis bahwa Dony Pedro berpangkat Letnan Satu Infanteri.

"Saat saya ke sana (rumah Dony Pedro) seragam (TNI)-nya digantungin," kata Juanda.

Baca juga: Polisi Masih Cari Keberadaan King of The King Dony Pedro

Dony Pedro beberapa kali menelpon Juanda yang sehari-hari bekerja sebagai ASN di Pemkab Karawang.

Dony juga kerap mengirimi foto-foto pusaka dan meminta Juanda datang ke rumahnya di Bandung.

"Saya bertemu Dony awal tahun 2019 di Bandung. Awalnya dia meyakinkan saya soal samurai pusaka dan langka yang harganya triliunan. Saya mencari pembeli untuk dia," kata Juanda.

Juanda mengaku tergiur dengan uang komisi dari penjualan senjata itu.

Baca juga: Pengikut King of The King Sebut Dony Pedro Anggota TNI Aktif, Bertugas di Bandung

3. Pekerja tinggalkan utang rokok hingga Rp 16 juta

Sejumlah pekerja proyek akses jalan menuju PLTA Upper Cisokan meninggalkan utang di warung kopi dan rokok milik Siti Nuraminah (34) di Kampung Pangkalan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Utang yang ditinggalkan para pekerja yang mengaku dari PT PP sejak tahun 2017 lalu di warung ini mencapai Rp. 16.000.000.KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA Sejumlah pekerja proyek akses jalan menuju PLTA Upper Cisokan meninggalkan utang di warung kopi dan rokok milik Siti Nuraminah (34) di Kampung Pangkalan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Utang yang ditinggalkan para pekerja yang mengaku dari PT PP sejak tahun 2017 lalu di warung ini mencapai Rp. 16.000.000.
Pekerja proyek akses jalan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Upper Cisokan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat berutang Rp 16 juta kepada pedagang rokok.

Utang tersebut belum dibayarkan sejak tahun 2017 lalu. Padahal proyek tersebut dijadwalkan selesai pada akhir Februari 2020.

Siti Nuraminah (34), pemilik warung kopi dan rokok di Kampung Pangkalan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat mengaku jika ditotal, utang yang harus dibayar sebesar Rp 16 juta lebih.

Ia kerap menagih utang ke kantor site project akses Jalan Upper Cisokan milik PT PP yang berada tepat di depan warungnya. Namun pelunasan utangnya masih belum ada kejelasan.

"Ada satu orang mandor utangnya yang ngaku dari PT PP belum bayar sampai Rp 8,6 juta. Ada yang Rp 4,5 juta, ada yang Rp 4 juta. Kalau ditotal sampai Rp 16 juta lebih karena ada juga yang kecil-kecil kisaran Rp 300.000 sampai Rp 500.000," ungkap Siti saat ditemui Kompas.com, Minggu (2/2/2020).

Sementara itu, Juhroh (29) pedagang lain mengaku utang yang harus dibayar oleh para pekerja sejak 2019 lalu sebesar Rp 15 juta.

"Utangnya bervariasi, ada yang Rp 1 juta, Rp 2,5 juta, ada yang Rp 3,3 juta. Paling besar Rp 6 juta lebih. Dia bilangnya PM (project manager) proyek ini," kata Juhroh.

Baca juga: Cerita Pedagang Rokok yang Diutangi Pekerja Akses Jalan PLTA Cisokan hingga Rp 16 Juta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com