Almarhum Gus Sholah dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada Senin (3/1/2020).
Lokasi makam pengasuh ke-7 Pesantren Tebuireng berada di sisi barat sebelah utara komplek malam Ponpes Tebuireng.
Makam Gus Sholah berada di sebelah barat makam kakak kandungnya, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, berjarak sekitar 3 meter.
Selain berada di barat dari makam Gus Dur, makam cucu KH Hasyim Asy'ari ini berada tepat di sebelah utara dari makam Ayah dan Ibunya, KH Wahid Hasyim - Nyai Sholichah Wahid.
Baca juga: Putra Gus Sholah Tidak Bisa Lupakan 2 Nasihat Ayahnya Ini
Wahid Hasyim merupakan putra pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari. Wahid Hasyim menjabat Menteri Agama RI era Presiden Soekarno.
KH Abdul Ghofar selaku Sekretaris Yayasan Pesantren Tebuireng, pemilihan lokasi pemakaman Gus Sholah sesuai dengan permintaan almarhum semasa hidup.
"Beberapa waktu yang lalu, kepada Pak Rozi, kepala (Madrasah) Aliyah, Beliau menunjukkan, nanti kalau saya meninggal, makamnya di sini," kata Abdul Ghofar.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenang Gus Sholah
Jenazah Salahuddin Wahid (Gus Sholah) tiba di Surabaya pukul 11.10 WIB, Senin (3/2/2020).
Jenazah Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang itu disambut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan sejumlah petinggi Jawa Timur di pintu masuk Ruang VIP Terminal I Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
Khofifah mendampingi Nyai Faridah, istri Gus Sholah. Dengan membawa foto Gus Sholah, Khofifah memimpin pemindahan jenazah sejak dari turun pesawat ke mobil jenazah.
Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Wisnoe Prasetija Boedi terlihat ikut mengangkat peti jenazah Gus Sholah.
Baca juga: Ribuan Nahdliyyin Antarkan Kepergian Gus Sholah
Sementara itu suasana haru terasa di lingkungan Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Lantunan ayat suci Al Quarn mengalun dari pengeras suara masjid pesantren.
Keluarga dan para santri menyambut kedatangan jenazah Gus Sholah yang tiba sekitar pukul 13.00 WIB.
Sebelum dibawa ke masjid Tebuireng, jenazah adik kandung Gus Dur itu disemayamkan di 'ndalem kasepuhan' pesantren Tebuireng.
Jelang pemakaman, suasana pesantren Tebuireng terasa sesak. Ribuan warga dan santri memadati kawasan pesantren untuk memberikan penghormatan terakhir pada Gus Sholah.
Baca juga: Khofifah Ungkap 3 Amanat Gus Sholah Semasa Hidup
Shalat jenazah di masjid pesantren Tebuireng, pada sesi pertama dimulai pada pukul 13.38 WIB dipimpin oleh KH Fahmi Amrullah Hadzik, salah satu cucu KH Hasyim Asy'ari.
Selama proses pemakaman, dua putra Gus Sholah, Ipang Wahid dan Iqbal Billy bertindak sebagai petugas pemakaman.
Irfan Asy'ari Sudirman Wahid (Ipang Wahid), putra sulung Almarhum KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) mengaku ada 2 hal yang diajarkan oleh ayahnya sejak kecil yakni kesederhanaan dan kejujuran.
Baca juga: Hotman Paris Kenang Gus Sholah: Saya Diberi Gelar Gus sama Beliau
"Beliau selalu mengajarkan dan mengingatkan 2 hal tentang prinsip hidup, yakni kesederhanaan dan kejujuran. Bahkan, beberapa hari sebelum berpulang, beliau masih menasihati kami tentang kejujuran," kata Ipang Wahid.
Selain itu, Ipang Wahid mengatakan bahwa ayahnya adalah pribadi yang terbuka dan bersedia berkawan dengan siapa pun.
"Entah itu tukang sapu atau presiden pun, beliau tetap membuka diri. Hal-hal itu yang membuat saya masih harus banyak belajar tentang prinsip hidup dari beliau," ujar Ipang Wahid.
Baca juga: Cerita Hidayat Nur Wahid yang Diminta Pimpin Doa Keberangkatan Gus Sholah
"Yang beliau lakukan tanpa woro-woro, namun berdampak signifikan bagi bangsa Indonesia," kata Khofifah.
Ia bercerita, Gus Sholah pernah mengundang pemuka agama lain seperti pendeta dan romo untuk menginap di Pesantren Tebuireng Jombang.
Mereka diajak melihat dari dekat bagaimana Islam diajarkan kepada santri.
Baca juga: Salah Satu Cucu Pendiri NU Pimpin Shalat Jenazah Gus Sholah
"Kegiatan itu membangun mindset dan perspektif dari banyak tokoh agama dunia untuk bisa mengenali bahwa Islam yang diajarkan di pesantren di Indonesia terutama yang di dalam naungan NU, adalah Islam rahmatan lil alamin atau Islam yang penuh dengan nilai perdamaian," jelas Khofifah.
Hingga prosesi pemakaman yang berakhir sekitar pukul 15.30 WIB, pelayat masih terus berdatangan ke Pesantren Tebu Ireng.
Selamat Jalan Gus Sholah...
Penulis : Haryanti Puspa Sari, Moh. Syafií, Achmad Faizal, M Agus Fauzul Hakim | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Krisiandi, Caroline Damanik, Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.