Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Kebun Raya Purwodadi Diberikan ke Swasta, Apa Saja yang Berubah?

Kompas.com - 03/02/2020, 09:00 WIB
Ghinan Salman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggandeng pihak swasta untuk meningkatkan pengelolaan kebun raya di bawah naungan LIPI.

Bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (2/2/2020), pengelolaan kebun raya itu diserahkan kepada PT Dyandra Media Internasional melalui Mitra Natura Raya.

Kebun Raya Purwodadi dengan lahan seluas 85 hektar itu merupakan satu dari empat kebun raya yang pengelolaannya dialihkan ke pihak swasta.

Baca juga: Gus Sholah Wafat, Presiden Jokowi: Kita Kehilangan Sosok Cendikiawan Muslim

Selain Kebun Raya Purwodadi, tiga kawasan serupa lainnya adalah, Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, dan Kebun Raya Eka Karya Bali.

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan, tahun ini LIPI memang ingin mengubah pola pengelolaan kebun raya di Indonesia, salah satunya adalah Kebun Raya Purwodadi.

Alih kelola dilakukan, kata Handoko, agar fungsi pendidikan, jasa lingkungan, dan pariwisata yang menjadi keahlian swasta dapat berjalan optimal.

Dengan begitu, LIPI bisa berkonsentrasi penuh pada pengembangan ilmu, seperti pelestarian dan penelitian flora.

"Itu sebabnya kami sekarang bekerja sama dengan PT Mitra Natura Raya, karena kami lebih jago dalam pengembangan ilmu. Jadi, edukasi, jasa lingkungan, dan wisata kami serahkan ke Mitra," kata Handoko di Kebun Raya Purwodadi, Minggu.

Baca juga: Lakukan Ekspansi, Dyandra Kelola 4 Kebun Raya

Melalui kerja sama alih kelola kebun raya, Handoko berharap PT Mitra Natura Raya bisa menjadikan kebun raya di bawah naungan LIPI menjadi lebih dari segi koleksi spesies tumbuhan, lingkungan, taman, serta pelayanan publik.

Di Indonesia sendiri, baru ada 37 kebun raya yang mayoritas dikelola pemerintah kabupaten/ kota.

Dari 37 kebun raya itu, hanya empat kabun raya yang berada di bawah naungan LIPI.

Handoko mengatakan, LIPI berencana membangun enam kebun raya lagi, yakni di Halmahera, Maluku Utara dan Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain itu, kebun raya Batu juga akan dibangun di sekitar ibu kota baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

"Baru ini yang sudah kita konkretkan rencananya, karena membuat kebun raya tidak mudah. Perlu waktu juga dan harus clear and clean," ujar Handoko.

Mempercantik kebun raya

Sementara itu, Direktur Utama PT Mitra Natura Raya Hendra Noor Saleh menyampaikan, sebagai langkah awal, kebersihan kebun raya akan diutamakan, termasuk pembibitan dan pemuliaan akan terus berjalan.

Selain itu, kawasan kebun raya nantinya harus bersih dan tidak boleh ada mobil yang masuk area kebun raya.

Mitra selaku pengelola akan menyediakan sepeda maupun becak bagi pengunjung untuk menikmati sudut-sudut kebun raya.

Penjualan tiket dan paket wisata juga akan dikembangkan untuk menarik jumlah pengunjung, terutama generasi muda.

"Kami akan membuat spot-spot yang nantinya memang akan menjadi viral dengan sendirinya. Kami akan berkreasi dan berusaha bersama-sama," kata Hendra.

"Betul, memang di balik ini ada bisnis, tapi perusahaan kami ini sudah berusia 50 sekian tahun. Saatnya juga kita mempedulikan lingkungan. Kalau itu bicara idealisme," ujar Hendra.

Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI R Hendrian menjelaskan, koleksi tumbuhan di Kebun Raya Purwodadi dikelompokkan ke dalam beberapa lanskap koleksi tanaman dan beberapa taman tematik.

Tanaman tematik itu antara lain, palem, paku, taman meksiko, bambu, tanaman obat, polong-polongan, area yang dihutankan, mangga, pisang, dan tanaman bougainvillea (bunga kertas).

"Selain itu juga koleksi anggrek dan hoya dalam rumah kaca serta koleksi biji-bijian dalam bank biji," kata Hendrian.

Ia menuturkan, bank biji merupakan wahana alternatif yang potensial untuk konservasi sumber daya hayati.

"Di samping ukurannya relatif kecil, juga tidak memerlukan ruang simpan yang cukup besar untuk dapat menghimpun keanekaragaman jenis tumbuhan," tutur Hendrian.

Kebun Raya Pirwodasi seluas 85 hektar mengoleksi 12.389 spesimen tumbuhan, yang dikelompokkan dalam 2.049 spesies.

Tanaman tertua di kebun raya itu adalah juwet atau jamblang.

Kebun Raya Purwodadi yang juga dikenal dengan nama Hortus Iklim Kering Purwodadi didirikan pada 30 Januari 1941 oleh Dr L G M Baas Becking.

Kebun seluas 85 hektar ini hidup di dataran rendah kering.

Saat ini, Kebun Raya Purwodadi dikelola oleh LIPI, yang juga mengelola Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Bali, dan Cibinong Science Center-Botanical Garden yang akan diresmikan dalam waktu dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com