Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI dari Wuhan Diisolasi di Natuna, Ditempatkan di Hanggar dan Tak Kontak Langsung dengan Warga

Kompas.com - 02/02/2020, 14:15 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Para WNI yang dipulangkan dari Wuhan akan diisolasi di wilayah Kabupaten Natuna. Rencananya mereka akan ditempatkan di hanggar milik Lanud Raden Sadjad selama 2 minggu.

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo dalam keterangan tertulis mengatakan hanggar yang digunakan untuk observasi WNI dari Wuhan cukup luas sehingga mereka bisa melakukan aktivitas dengan nyaman.

Selain itu ia mengatakan lokasi hanggar terbilang jauh dari bandara sipil sehingga mereka tidak bersinggungan langsung dengan masyarakat.

Baca juga: Seluruh Mahasiswa Aceh di Wuhan Sudah Diterbangkan ke Natuna

"Bahkan lokasinya juga terbilang jauh dengan bandara sipil, jadi tidak ada yang perlu dicemaskan. Yang terpenting para WNI tersebut bisa berolahraga dengan suasana alam yang masih alami," jelas Doni, Sabtu (1/2/2020).

Doni juga menegaskan bahwa para WNI yang dipulang dari Wuhan dalam keadaan sehat karena WHO telah menetapkan sejumlah aturan bahwa yang positif mengidap virus Corona, dilarang keluar dari dari Wuhan.

Selain itu saat tiba di Bandara Hang Nadim Batam, mereka akan diperiksa dan jika ditemukan WNI yang suhu tuhunya di atas rata-rata maka akan langsung mendapatkan perawatan.

Baca juga: WNI dari Wuhan Dievakuasi di Natuna, Menko PMK: Ini Bukan Tempat Pengasingan

Proses evakuasi WNI dari Wuhan, Hubei, China, menggunakan Batik Air ke Natuna melalui Batam, Minggu (2/2/2020). Foto: Dok Kemenlu via KompasTVDok Kemenlu Proses evakuasi WNI dari Wuhan, Hubei, China, menggunakan Batik Air ke Natuna melalui Batam, Minggu (2/2/2020). Foto: Dok Kemenlu via KompasTV
"Bagi yang tidak ada masalah langsung dibawa ke Natuna menggunakan pesawat TNI AU. Mereka di Wuhan juga diperiksa kesehatannya dari sejumlah tim medis gabungan dari seluruh dunia, mereka yang akan dievakuasi itu sudah dipastikan sehat semua, hanya saja mereka butuh penempatan sementara 2 minggu," ungkap Doni.

Sebelumnya, Wakil Bupati (Wabup) Natuna Ngesti Yuni Suprapti menegaskan, pemerintah pusat tidak berkoordinasi dalam memutuskan kebijakan itu.

Padahal, WNI di Wuhan akan ditempatkan di kawasan perkotaan di Natuna.

Ngesti menegaskan Natuna belum siap menghadapi kebijakan pemerintah pusat. Bahkan Pemkab Natuna juga belum mengetahui apa upaya antisipasi yang dilakukan agar tidak ada seorang pun warga Natuna terinfeksi virus corona.

Baca juga: WNI dari Wuhan Ditolak Warga Natuna, Polda Kepri Sebut Mereka Saudara Kita

"Di Natuna fasilitas kesehatan sangat terbatas. Kalau terjadi apa-apa dengan masyarakat kami, siapa yang mau bertanggung jawab," tegasnya di Tanjungpinang, Sabtu (1/2/2020).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, di saat melepas tim evakuasi di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Sabtu (1/2/2020) mengatakan Natuna dipilih sebagai tenpat isolasi karena jauh dari pemukiman penduduk.

Selain itu Natuna dipilih karena ada pangkalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola tiga matra TNI.

Natuna juga memiliki landasan pacu pesawat yang berdekatan dengan lokasi isolasi.

Baca juga: Warga Natuna Tolak WNI dari Wuhan, Polisi Kerahkan 117 Brimob

"Sehingga nanti saudara kita yg datang langsung turun dari pesawat masuk ke penampungan mereka. Mampu menampung sampai 300," kata dia.

Menurut Hadi, fasilitas isolasi tersebut sudah dilengkapi fasilitas mandi cuci kakus serta dapur. Sedangkan jarak dari fasilitas isolasi sampai tempat penduduk 5-6 kilometer

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hadi Maulana, Ihsanuddin | Editor: Khairina, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com