Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

VIDEO LIVE STREAMING - 245 WNI dari Wuhan Tiba di Indonesia Menuju Proses Karantina di Natuna

Kompas.com - 02/02/2020, 10:12 WIB
Hadi Maulana,
Rachmawati,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Kompas.com memberitakan, Batik Air pembawa 245 WNI yang dipulangkan dari Wuhan, Provinsi Hubei, China akhirnya mendarat di Tanah Air.

Maskapai tersebut tiba tepat pada pukul 08.30 WIB dan mendarat dengan aman di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau.

Pantauan Kompas.com di Hang Nadim, maskapai Batik Air pembawa 245 WNI tersebut saat ini sedang dalam proses pemeriksaan tim kesehatan gabungan, mulai dari karantina, tenaga medis dari Menkes, Imigrasi hingga sejumlah instansi terkait yang terlibat dari misi sosial tersebut.

Simak video live streaming di atas, kedatangan WNI dari Provinsi Hubei di Indonesia. 

Baca juga: Istana: Seluruh WNI yang Dievakuasi dari Wuhan Dinyatakan Sehat

Skenario karantina di Natuna

 Jumat (31/1/2020), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia sudah mendapatkan izin dari Pemerintah China untuk menjemput warga negara Indonesia (WNI) yang terisolasi di Provinsi Hubei.

Kepastian penjemputna WNI didapatkan setelah Menlu Retno bertemu dengan Duta Besar China di Jakarta.

"Beliau telah menyampaikan clearance pendaratan dan pergerakan pesawat untuk evakuasi WNI di Hubei," kata Retno dalam jumpa pers di Kantor Kemenlu, Jakarta, Jumat.

Penjemputan WNI dilakukan karena munculnya virus Corona di Provinsi Hubei, tepatnya di Kota Wuhan, China.

Baca juga: Warga Natuna Tolak WNI dari Wuhan, Polisi Kerahkan 117 Brimob

Retno mengatakan keberangkatan pesawat penjemput bersama tim akan dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam.

Penjemputan akan dilaukan dengan pesawat Batik Air dengan nomor ID 8618 yang sudah sesuai dengan prosedur penerbangan. Pesawat tersebut mampu menampung 300 penumpang.

Pesawat tersebut juga dilengkapi tekhnologi Hepa Cabin Air Filter. Dengan tekhnologi tersebut, udara yang masuk ke dalam pesawat dapat diputar dan disaring sehingga bakteri Corono akan mati.

Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan sepulang dari Wuhan, pesawat tersebut akan disemprot dengan desinfektan agar steril.

Danang juga mengatakan, kru pesawat mengenakan pakaian khsusus selama berada di pesawat.

"Kami akan berpakaian alat pelindung diri (APD) seperti di dalam ketika melakukan proses penerbangan dan selama penerbangan," kata dia

Baca juga: 245 WNI dari Wuhan Tiba di Bandara Hang Nadim Batam

Pesawat tipe Airbus A330 tersebut berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten dan tiba di Wuhan Tianhe International Airport sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

Dipulangkan melalui Batam

Bandara Hang Nadim Batam disebut sebagai tempat pemulangan 234 WNI dari Wuhan, China.

Direktur BUBU Bandara Internasional Hang Nadim, Suwarso menjelaskan ada surat permohonan izin prinsip charte flight dari Batik Lion Air Group kepada Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI, agar menerbitkan izin prinsip untuk rute perbangan maskapai itu.

Dalam surat itu, pesawat berbadan besar yang dipesan Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) akan terbang ke Wuhan melalui bandara Soekarno Hatta, Jakarta, pada Sabtu (1/2/2020) ini

Di Wuhan, pesawat tersebut bertahan satu jam dan akan langsung terbang ke Bandara Hang Nadim, Batam.

Baca juga: PDIP Harap Pemerintah Negosiasi dengan Pemkab Natuna Terkait Tempat Isolasi WNI dari Wuhan

Di Bandara Hang Nadim Batam sudah disiapkan alat pendeteksi suhu tubuh.

"Yang jelas sejauh ini kami sudah stanby dan siap menerima kedatangan 243 WNI dari Wuhan," ujar dia.

Penerbangan dari Bandara Soekarni Hatta menuju Bandara Tianhe Wuhan, China diperkirakan menempuh waktu sekitar 5 jam

Baca juga: Anggota Komisi I Imbau Warga Natuna Tetap Tenang Atas Rencana Kedatangan WNI dari Wuhan

Rencana dikarantina di Natuna

Pesawat yang membawa WNI dari Wuhan dijadwalkan tiba di Bandara Hang Nadim Batam pada Minggu pagi.

Rencananya 245 WNI akan diperiksa di dalam pesawat lalu mereka akan pinda ke tiga pesawat milik TNI Angkatan Udara menuju Natuna.

Tiga pesawat yang disiapkan untuk mengevakuasi ke Natua adalah dua unit jenis boeing dan satu unit jenis hercules.

Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Hang Nadim Batam Mayor Wardoyo mengatakan, pihaknya mempersiapkan tiga pesawat tersebut atas perintah Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto

"Jadi mereka tidak turun lagi ke bandara, dari pesawat ke pesawat dan langsung diterbangkan ke Natuna," kata Wardoyo saat ditemui di ruang VVIP Bandara Hang Nadim.

Pemeriksaan kesehatan di Batam dipekirakan membutuhkan wkatu sekita satu jam. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan apalah selama perjalanan ada WNI yang drop.

Mereka sebelumnya telah diperiksa di Wuhan sebelum diterbangkan pulang ke Batam.

Protes karantina di Natuna

Sabtu (1/2/2020), warga Natuna berkumpul di depan Markas Koramil Ranai, Kabupaten Natuna untuk menyampai aksi penolakan karantina WNI dari Wuhan di Natuna.

Wan Sofyan, tokoh masyarakat Ranai yang dihubungi melalui telepon mengatakan, apapun alasannya, mereka tetap tidak mau menerima WNI dari Wuhan yang akan dikarantina di Natuna.

"Saya yakin tidak ada daerah yang mau, jika daerahnya dijadikan sebagai lokasi karantina warga dari lokasi penyebaran virus mematikan," kata Wan, Sabtu (1/2/2020).

Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti menegaskan, Natuna belum siap menghadapi kebijakan pemerintah pusat terkait daerahnya dijadikan sebagai isolasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China.

Bahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna juga belum mengetahui apa upaya antisipasi yang dilakukan agar tidak ada seorang pun warga Natuna yang terinfeksi virus corona.

"Di Natuna fasilitas kesehatan sangat terbatas. Kalau terjadi apa-apa dengan masyarakat kami, siapa yang mau bertanggung jawab," tegasnya di Tanjungpinang, Sabtu (1/2/2020), dikutip dari Antara.

Ngesti mengungkapkan, penolakan bukan hanya dari Pemkab Natuna saja, tetapi juga dari DPRD dan masyarakat Natuna yang menolak kebijakan pemerintah pusat itu.

"Ini kebijakan dadakan, yang tidak pernah disampaikan kepada kami sebelumnya. Kami tidak mengetahui apa alasannya," ujarnya.

Ia mengatakan pemerintah pusat seharusnya melakukan isolasi di daerah yang memiliki fasilitas kesehatan yang memadai.

Baca juga: Pukul 19.00 Waktu Setempat, Tim Evakuasi dari Indonesia Tiba di Wuhan

Jauh dari pemukiman

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, 243 WNI yang dipulangkan dari Wuhan akan di karantina di hanggar Bandara Raden Sadjad, Ranai, Kabupaten Natuna.

Lokasi tersebut terdapat hanggar yang cukup luas sehingga para WNI dari Wuhan bisa menjalankan observasi dengan nyaman tanpa bersinggungan dengan masyarakat.

Doni Monardo juga memastikan bahwa lokasi karantina cukup jauh dengan bandara sipil sehingga masyarakat tidak perlu cemas tertular.

Doni menegaskan bahwa 243 WNI yang dijemput di Wuhan dalam keadaan sehat karena ada aturan dari WHO bahwa bagi yang poisitf mengidap virus Corona dilarang keluar dari Wuhan.

Ia menjelaskan pemeriksaan di Bandara Hang Nadim Batam dilakukan jika WNI ada yang suhu tubuhnya di atas rata-rata akan langsung mendapatkan perawatan.

Rencananya WNI dari Wuhan akan dikarantina di Natuna sekitar 2 minggu sebelum dipulangkan ke daerahnya masing-masing.

"Bagi yang tidak ada masalah langsung dibawa ke Natuna menggunakan pesawat TNI AU. Mereka di Wuhan juga diperiksa kesehatannya dari sejumlah tim medis gabungan dari seluruh dunia, mereka yang akan dievakuasi itu sudah dipastikan sehat semua, hanya saja mereka butuh penempatan sementara 2 minggu," ungkap Doni.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ihsanuddin, Cynthia Lova, Hadi Maulana, Singgih Wiryono | Editor: Fabian Januarius Kuwado, Jessi Carina, Robertus Belarminus, Diamanty Meiliana, Khairina)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com