Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Pemulangan WNI dari Wuhan, Diperiksa di Batam, Dikarantina 2 Minggu di Natuna

Kompas.com - 02/02/2020, 09:09 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Jumat (31/1/2020), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia sudah mendapatkan izin dari Pemerintah China untuk menjemput warga negara Indonesia (WNI) yang terisolasi di Provinsi Hubei.

Kepastian penjemputna WNI didapatkan setelah Menlu Retno bertemu dengan Duta Besar China di Jakarta.

"Beliau telah menyampaikan clearance pendaratan dan pergerakan pesawat untuk evakuasi WNI di Hubei," kata Retno dalam jumpa pers di Kantor Kemenlu, Jakarta, Jumat.

Penjemputan WNI dilakukan karena munculnya virus Corona di Provinsi Hubei, tepatnya di Kota Wuhan, China.

Baca juga: WNI dari Wuhan Diperkirakan Tiba di Tanah Air Sebelum Pukul 10.00 WIB

Retno mengatakan keberangkatan pesawat penjemput bersama tim akan dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam.

Penjemputan akan dilaukan dengan pesawat Batik Air dengan nomor ID 8618 yang sudah sesuai dengan prosedur penerbangan. Pesawat tersebut mampu menampung 300 penumpang.

Pesawat tersebut juga dilengkapi tekhnologi Hepa Cabin Air Filter. Dengan tekhnologi tersebut, udara yang masuk ke dalam pesawat dapat diputar dan disaring sehingga bakteri Corono akan mati.

Baca juga: Evakuasi 245 WNI di Wuhan, Tiba di Indonesia Langsung Dikarantina di Natuna

Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan sepulang dari Wuhan, pesawat tersebut akan disemprot dengan desinfektan agar steril.

Danang juga mengatakan, kru pesawat mengenakan pakaian khsusus selama berada di pesawat.

"Kami akan berpakaian alat pelindung diri (APD) seperti di dalam ketika melakukan proses penerbangan dan selama penerbangan," kata dia

Pesawat tipe Airbus A330 tersebut berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten dan tiba di Wuhan Tianhe International Airport sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

Baca juga: Pemeriksaan WNI dari Wuhan di Batam Diperkirakan Satu Jam

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com