Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta King of The King, ASN Karawang Telibat hingga Petinggi di Kaltim Dijerat Pasal Penipuan

Kompas.com - 01/02/2020, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

 

Dilaporkan pasal penipuan

Di hari yang sama, Suharminto salah satu anggota King of The King melapor ke polisi terkaiit penipuan di jaringan King of The King.

Suharminto mengaku diminta untuk membayar Rp 1,7 juta kepada Zakaria, koordinator Kalimantan Timur agar bisa menjadi anggota.

Untuk anggota yang tidak mampung, bisa membayar Rp 1,7 juta denga cara mencicil.

Kepada Suharminto, para petinggi King of The King menjanjikan dana Rp 3 miliar pada Agustus 2019 lalu.

Baca juga: Ada 93 Orang Jadi Korban Penipuan King of The King di Kaltim, Kerugian Capai Rp 50 Juta

Namun hingga saat ini dana yang dijanjikan tersebut tak kunjung cair.

Kasat Reskrim Polresta Kutai Timur AKP Ferry Putra Samodra menjelaskan ada 93 orang yang tertipu dengan total kerugian mencapat Rp 50 juta.

Polisi telah menyita barang bukti antara lain buku rekening, bukti transfer, dan dokumen lain yang menunjukkan kekayaan fiktif dan dua tersangka.

Baca juga: Dua Petinggi King of The King di Kaltim Ditetapkan Sebagai Tersangka

Petingggi tak tahu detail King of The King

Ketua Indonesia Mercusuar Dunia (IMD) Kaltim, Buntoha (biru) dan Koordinator Kaltim, Zakaria (abu-abu garis) ditetapkan tersangka kasus penipuan berkedok, King of The King, Kamis (30/1/2020).Istimewa Ketua Indonesia Mercusuar Dunia (IMD) Kaltim, Buntoha (biru) dan Koordinator Kaltim, Zakaria (abu-abu garis) ditetapkan tersangka kasus penipuan berkedok, King of The King, Kamis (30/1/2020).
Abdullah (65) warga Sangata, Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu petinggi yang fotonya terpampang di spanduk yang menyebar di Kalimantan Timur.

Abdullah mengaku tak paham dengan istilah King of The King dan Indonesia Mercusuar Dunia meski dirinya jadi koordinator wilayah Kutai Timur.

"Saya enggak tahu. Hanya tahu kepanjangannya IMD (Indonesia Mercusuar Dunia)," kata Abdullah, Kamis (30/1/2020).

Ia mengatakan bergabung dengan King of The King karena dinajikan kesejahteraan, bangun rumah orang miskin, pesantren, masjid, pertanian, dan diberi uang miliaran rupiah.

Baca juga: Spanduk King of The King Muncul di Pasar Burung Nganjuk

"Saya enggak tahu-tahu apa-apa. Saya hanya ditunjuk jadi koordinator. Saya tertarik karena program (janji) itu," tutur dia.

Menurut Abdullah, ia pernah berkomunikasi melalui ponsel dengan Mr Pedro Presiden King of The King yang tinggal di Bandung.

Saat itu, Mr Pedro meyakinkan Abdullah tentang keberadaan harta yang tersimpang di Bank Swiss.

Selama jadi koordinator, menurut Abdullah sama sekali tidak ada kegiatan. Bahkan fotonya yang tersebar di spanduk tanpa sepengetahun dirinya karena semua telah diurus oleh Buntoha.

Baca juga: BKPSDM: Status Juanda, Petinggi King of The King, Adalah ASN Karawang

Menurutnya, ia bergabung dengan King of The King untuk mengisi waktu luangnya sebagai pensiunan karyawan swasta.

"Saya kira program itu benar. Padahal tipu muslihat. Sumpah, saya tidak mau ikut lagi," tutup Abdullah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com