Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Keluarga Mahasiswa yang Terisolasi di Wuhan Khawatir Terjangkit Virus Corona

Kompas.com - 30/01/2020, 16:44 WIB
Masriadi ,
Dony Aprian

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.com – Keluarga salah satu mahasiswa asal Aceh, yang berkuliah di Wuhan, Provinsi Hubei, China, mengaku hampir setiap hari berkomunikasi dengan Fadil seiring merebaknya virus corona di negara tersebut.

Maini Ramadani, kakak dari Fadil, mengatakan, dalam sehari keluarga bisa berkomunikasi dengan Fadil sampai tiga kali.

Dalam sambungan telepon tersebut, dirinya ingin memastikan kondisi kesehatan Fadil selama berada di Wuhan, China.

“Dalam sehari bisa dua atau tiga kali komunikasi. Alhamdulillah, sejauh ini, Fadil dan kawan-kawannya di asrama sehat. Semoga tidak terjadi apa-apa. Saya harap, doa dari semua masyarakat agar mereka selalu sehat di sana,” kata Maini.

Baca juga: Tiba dari China, 5 Mahasiswa Aceh Lakukan Pemeriksaan di RSU Zainal Abidin

Sampai saat ini, kata dia, belum ada kepastian dari Pemerintah Indonesia mengevakuasi para mahasiswa kembali ke Tanah Air.

Kendati demikian, Maini mengaku, komunikasi antara mahasiswa dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing berlangsung lancar.

“Kami apresiasi atas kerja pemerintah untuk terus memonitor adik saya,” terangnya.

 

Sementara itu, Rosnawati, ibu dari Hayatul Hikmah, mahasiswa yang kuliah di Huazhong University of Sience and Technology (HUS) mengaku, selalu menelepon anaknya untuk menanyakan kondisi kesehatan.

“Alhamdulillah mereka sehat. Meski begitu, sebagai orangtua tentu saya masih sangat khawatir. Semoga bisa segera dilakukan evakuasi oleh pemerintah,” pungkasnya.

Baca juga: 5 Mahasiswa Aceh dari China Tiba di Jakarta

Diketahui, Sebanyak 12 mahasiswa asal Aceh terisolasi di asrama di Provinsi Wuhan, China.

Isolasi itu menyusul larangan keluar rumah dari otoritas China karena sedang merebaknya virus corona atau wabah pneumonia.

Adapun ke 12 mahasiswa tersebut antara lain Fadil, Siti Mawaddah, Alfi Rian, Ory Safwar, Siti sahara, Hayatul, Maisal, Jihadullah, Ita Kurniawati, Agus, Intan Maghfirah dan Sapriadi.

Direktur Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok yang sudah berada di Banda Aceh, Mulia Mardi mengatakan, mereka diperbolehkan keluar dari asrama hanya untuk keperluan seperti membeli makanan.

Mulia mengatakan, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah telah memberikan bantuan biaya untuk kebutuhan mahasiswa Aceh di Wuhan sebesar Rp 50 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com