TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pemerintah provinsi Banten berupaya mengevakuasi korban longsor dan banjir bandang Kabupaten Lebak, Banten, pada Rabu (1/1/2020) lalu.
Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, saat ini pemerintah provinsi Banten tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak.
Salah satunya PT Perkebunan Nusantara terkait lahan untuk merelokasi para korban.
"Kita minta dukungan dari perusahaan perkebunan untuk menghibahkan tanah untuk merelokasi 2.000 rumah untuk relokasi. Anggaran Rp 50 juta untuk satu rumah," kata Wahidin saat di Puspitek, Setu, Tangerang Selatan, Kamis (30/1/2020).
Baca juga: PLN Padamkan 146 Gardu Terdampak Banjir di Wilayah Banten
Selain merelokasi korban, Pemerintah Provinsi Banten juga akan membangun fasilitas umum yang rusak setelah diterjang bencana awal tahun 2020 lalu.
"Itu dianggarkan oleh PUPR untuk jalan pemerintah provinsi. Sementara jembatan gantung ini banyak (diperbaiki) partisipasi masyarakat dan perusahaan. Dan bulan ini sudah kita mulai," kata dia.
Menurut Wahidin, pihaknya yang bekerja sama dengan kepolisian juga telah mengatasi keberadaan penambang emas ilegal (gurandil).
Pekerjaannya yang menggali lubang dan menebang pohon di gunung dinilai penyebab terjadinya longsor.
Baca juga: Jalur Tertutup Longsor, Warga Lebak Banten Tempuh 2 Kilometer untuk Ambil Bantuan
"Perintah presiden untuk menertibkan di daerah puncaknya yang sudah di lakukan oleh kapolda 1.700 gurandil yang selama ini menggali lobang gali gunung dan menebang pohon untuk memperkuat lobangnya sehingga menjadi penyebab longsor itu sudah ada tindakan dan telah hentikan," kata Wahidin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.