Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Perempuan Pengantin Pesanan yang Masih di China, Ingin Pulang Kangen Keluarga

Kompas.com - 30/01/2020, 14:15 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 40 orang perempuan asal Kalimantan dan Jawa diklaim telah dipulangkan pemerintah Indonesia dari China selama tahun 2019, setelah para perempuan ini 'terjebak' sindikat perdagangan orang.

Kartel pengantin pesanan diduga kuat meraup keuntungan materi sebagai penghubung antara perempuan Indonesia dan pria China.

Meski sebagian perempuan Indonesia itu menikah dengan kemauan sendiri, salah satunya karena rayuan kesejahteraan, belakangan mereka berkeras ingin pulang.

Baca juga: Kisah Pengantin Pesanan di China: Terpaksa Hamil agar Bisa Pulang ke Indonesia

Janji kosong kemapanan hingga rindu keluarga di kampung halaman adalah alasan mereka tidak betah lalu kabur dari rumah suami dan mertua di China.

Namun Kementerian Luar Negeri Indonesia menyebut perlindungan untuk para pengantin pesanan ini rumit karena bersinggungan dengan institusi privat, yaitu rumah tangga.

Wartawan BBC Indonesia melakukan korespondensi dengan beberapa 'pengantin pesanan' asal Indonesia yang masih berusaha pulang dari China.

Baca juga: Cerita Perempuan Pengantin Pesanan China: Umur Saya Dipalsukan Jadi 24 Tahun (3)

Ada pula kesaksian perempuan muda yang mengaku pernah menjadi pengantin pesanan dan membantu comblang mencari calon istri untuk laki-laki China.

Berikut ceritanya:

Perempuan yang bersedia menikah dengan pria asal China lewat perantaraan comblang kerap diimingi kesejahteraan. BBC News Indonesia Perempuan yang bersedia menikah dengan pria asal China lewat perantaraan comblang kerap diimingi kesejahteraan.
Dewi - Kota Cangzhou, Provinsi Hebei, asal Jakarta

Saya sejak April 2019 sudah tinggal di China. Awalnya saya tidak betah. Baru dua bulan terakhir saya bisa betah karena perilaku suami berubah sejak saya hamil. Kehamilan ini juga terpaksa, alasan supaya saya bisa pulang saja.

Saya tinggal di perkampungan, enggak tahu nama jalannya. Yang saya ingat ini dekat Mengcun.

(Melalui aplikasi pesan singkat, Dewi mengirim titik lokasi tempat tinggalnya)

Baca juga: Cerita Perempuan Pengantin Pesanan China: Saya Cuma Bisa Cari Rebung di Hutan (2)

Tapi ternyata suami saya tetap tidak perbolehkan saya pulang ke Indonesia. Saya harus melahirkan di sini.

Suami bilang selama hamil saya boleh naik pesawat. Dia juga takut anak saya nanti malah berkewarganegaraan Indonesia. Banyak alasannya. Saya diminta terus-menerus istirahat di rumah.

Suami saya kerja kotor, sepertinya berhubungan dengan besi. Ayah dan ibunya meladang. Kakak perempuannya kerja di pengadilan, mengurus berkas.

Baca juga: Cerita Perempuan Pengantin Pesanan China: Setiap Hari Kepala Saya dipukul (1)

Hana - Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, asal Kalimantan Barat

Saat menikah dengan pria asal China, Merry menutup informasi bahwa ia memiliki dua anak. BBC News Indonesia Saat menikah dengan pria asal China, Merry menutup informasi bahwa ia memiliki dua anak.
Hubungan antara saya, suami, dan keluarga di China sebenarnya baik. Kami sempat bertengkar gara-gara saya sempat meminta dipulangkan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com