Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pelajar SMP Meraup Berkah dari Banjir Kahatex yang Lumpuhkan Jalan Bandung-Garut

Kompas.com - 29/01/2020, 19:53 WIB
Aam Aminullah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Di tengah banjir yang melumpuhkan arus lalu lintas di Jalan Raya Bandung-Garut, tepatnya di sekitar pabrik Kahatex, sejumlah pelajar tingkat SMP di sekitar lokasi malah senang.

Ya, Rojak (14), Ajmi (13), dan Refan (13), pelajar kelas 1 SMP asal Dusun Bojongkalong, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung ini mengaku senang karena banjir setinggi 35-60 sentimeter ini membawa berkah.

Mereka bertiga menjadi satu tim dan membantu pengendara motor yang terjebak banjir di sekitar pabrik Kahatex ini.

Baca juga: Banjir di Depan Kahatex, Jalur Bandung-Tasikmalaya Macet Panjang

"Iya kita bantu dorong, angkatin motor ke trotoar. Bayarannya Rp 10.000 per motor. Kalau banjir gini, seneng kita karena bisa dapat duit banyak," ujar Rojak diamini kedua temannya kepada Kompas.com di sekitar Kahatex.

Rojak menuturkan, dalam sekali banjir di lokasi ini, dari membantu warga yang terjebak banjir ini, ia minimal mendapatkan Rp 300.000.

"Bisa dapet Rp 300.000 sampai Rp 500.000. Hasilnya ini kita bagi tiga. Lumayan lah buat jajan. Jadi buat kita mah berkah, maunya banjir tiap hari," tutur Rojak.

Baca juga: Kahatex Banjir Lagi, Lalu Lintas di Jalan Bandung-Garut Macet Total

 

Banjir Kahatex bikin kesal warga 

Warga sekitar bantu mendorong mobil yang terjebak banjir di sekitar pabrik Kahatex, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020). AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Warga sekitar bantu mendorong mobil yang terjebak banjir di sekitar pabrik Kahatex, Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020). AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Sementara itu, warga Desa Mekarsari, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Mahyun Humara (55) mengaku selama musim hujan kali ini, ia telah terjebak macet karena banjir Kahatex sudah 6 kali.

"Saya tiap hari PP dari Cibatu (Garut) ke Bandung. Sudah 6 kali kejebak di sini. Jengkel juga, karena banjir di sini ini menyita waktu, kami gak bisa gerak, kalau maksa nerobos banjir, motor malah mogok," keluh Mahyun.

Mahyun berharap, ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi banjir di depan pabrik tekstil terbesar di Asia Tenggara ini.

Baca juga: Polres Sumedang Terjunkan 40 Personel Alirkan Arus Kendaraan di Sekitar Kahatex

"Iya ini seperti dibiarkan, tidak ada solusi dari pemerintah, padahal tiap hujan di sini selalu banjir. Kami meminta pemerintah tidak menyepelekan banjir di sini. Harus ada solusi karena warga rugi besar dengan adanya banjir ini, kesita waktu, juga tenaga," kata Mahyun.

Sementara itu, pantauan Kompas.com, ketinggian banjir mencapai 60 sentimeter dengan panjang badan jalan yang tergenang lebih dari 200 meter.

Kemacetan panjang terjadi mencapai 6 kilometer, dari arah Cileunyi, Bandung menuju Garut, kendaraan tertahan di sekitar pintu pabrik Kahatex, di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang

Baca juga: Hingga Jumat Malam, Ribuan Kendaraan Masih Terjebak Banjir Kahatex

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com