Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pilu WNI yang Terjebak di Wuhan, 3 Jam Sekali Telepon hingga Stok Masker Menipis

Kompas.com - 29/01/2020, 06:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Ratusan warga negara Indonesia (WNI) masih terjebak di beberapa titik di wilayah China setelah mewabahnya virus corona.

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto bahkan menyebut kurang lebih ada 243 WNI yang masih terkurung di Provinsi Hubei, Wuhan, pasca-wabah virus corona. 

Dari penelusuran Kompas.com, sejumlah WNI tersebut sempat mengabarkan kondisi mereka kepada keluarga di kampung halaman melalui telepon. 

Berikut ini cerita para WNI tersebut:

1. Makanan langka sejak dua hari terakhir

Ahmad Syaifuddin Zuhri (35), suami Hilyatu Millati Rusdiyah (33), mahasiswi yang selesaikan disertasi di Wuhan saat ditemui di kediamannya Desa Malangan, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jateng, Selasa (28/1/2020).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Ahmad Syaifuddin Zuhri (35), suami Hilyatu Millati Rusdiyah (33), mahasiswi yang selesaikan disertasi di Wuhan saat ditemui di kediamannya Desa Malangan, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jateng, Selasa (28/1/2020).

Ahmad Syaifuddin Zuhri (35) terus menjalin komunikasi dengan istrinya, Hilyatu Millati Rusdiyah (33), yang terjebak di Kota Wuhan.

Menurut Ahmad, istrinya sedang menyelesaikan studi program doktor di Chongqing University, Kota Chongqing.

"Setiap hari kita komunikasi terus lewat telepon. Alhamdulillah, kondisi istri di sana sehat, aman karena setiap hari dia di dalam apartemen," kata Zuhri saat ditemui Kompas.com di rumahnya Desa Malangan, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/1/2020).

Menurut cerita istrinya, Zuhri menjelaskan, stok makanan di kota tersebut sempat langka dalam dua hari terakhir.

"Kemarin dua, tiga hari itu (makanan) sedikit langka karena kan libur. Pas ditutup, terus libur Imlek. Jadi, mencari makanan di sana sedikit susah dan harganya cukup mahal," terangnya.

Baca juga: Zuhri Pantau Istrinya yang Sedang Selesaikan Program Doktor di Wuhan Lewat Telepon

2. "Sulit bepergian, hanya di asrama..."

Elly Riyatin dan Pramesty Ardita Cahyani atau yang akrab disapa Memes.KOMPAS.COM/handout Elly Riyatin dan Pramesty Ardita Cahyani atau yang akrab disapa Memes.

Pramesty Ardita Cahyani, seorang mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), mengabarkan kepada orangtua angkatnya, dirinya sulit bepergian pasca-merebaknya virus corona.

Pramesty, yang sedang berada di Wuhan dalam program beasiswa, hanya bisa tinggal di asrama mahasiswa.

“Terakhir komunikasi, Memes (Pramesty) mengatakan baik-baik saja, begitu juga rekan-rekan mahasiswa lain yang ada dalam satu asrama. Dia hanya bilang setelah virus itu merebak jadi sulit kemana-mana, harus tetap di asrama,” ujar Elly saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/1/2020).

Elly menambahkan, putri angkatnya itu ingin segera dievakuasi dari kota tersebut.

Baca juga: Orangtua Mahasiswi Unesa di Wuhan Sebut Anaknya Ingin Cepat Dievakuasi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com