Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zuhri Pantau Istrinya yang Sedang Selesaikan Program Doktor di Wuhan Lewat Telepon

Kompas.com - 28/01/2020, 20:31 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Ahmad Syaifuddin Zuhri (35) terus menjalin komunikasi dengan istrinya, Hilyatu Millati Rusdiyah (33) melalui telepon untuk mengetahui perkembangan di Wuhan, China.

Sejak virus corona mewabah di kota itu, Hilyatu Millati yang sedang menyelesaikan program doktor di Chongqing University, Kota Chongqing, China hanya bisa bertahan di dalam apartemen.

"Setiap hari kita komunikasi terus lewat telepon. Alhamdulillah, kondisi istri di sana sehat, aman karena setiap hari dia di dalam apartemen," kata Zuhri saat ditemui Kompas.com di rumahnya Desa Malangan, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/1/2020).

Baca juga: Menlu Sebut Pasokan Kebutuhan WNI di Wuhan Hanya Cukup untuk 3-5 Hari

Zuhri mengungkapkan wabah virus corona membuat kebutuhan logistik atau makanan di Wuhan mengalami sedikit kelangkaan selama dua hari terakhir.

"Kemarin dua, tiga hari itu (makanan) sedikit langka karena kan libur. Pas ditutup, terus libur Imlek. Jadi, mencari makanan di sana sedikit susah dan harganya cukup mahal," terangnya.

"Sekarang, Alhamdulillah sudah cukup stabil ketersediaan bahan makanan di sana. Tapi tidak senormal pada hari biasa sebelum ada virus corona," tutur dia menambahkan.

Baca juga: BNPB Kirim 10.000 Masker N 95 untuk WNI di Wuhan Besok

Zuhri menerangkan istrinya melanjutkan program dokter di Chongqing University sejak 2016 setelah memperoleh beasiswa dari Chinese Government Scholarship (CGS).

"Sekarang istri sudah tidak ada lagi kuliah kelas dan tinggal menyelesaikan disertasi," terang Zuhri.

 

Selama menyelesaikan disertasi, Hilyatu Millati tinggal bersama Zuhri dan putrinya yang masih berusia dua tahun di apartemen di Wuhan.

Zuhri sendiri kuliah di Central China Normal University (CCNU) Wuhan.

"Kita tinggal di apartemen. Kalau mahasiswa yang tidak berkeluarga tinggal di asrama. Karena sudah berkeluarga kita tinggalnya di luar. Saya sewa apartemen di luar," ujar dia.

Baca juga: Orangtua Mahasiswi Unesa di Wuhan Sebut Anaknya Ingin Cepat Dievakuasi

Hilyatu Millati masih berangkat ke Kota Chongqing untuk menyelesaikan urusan kampus.

Namun, tidak sesering pada saat masih ada kuliah kelas. Sekarang hanya dua kali dalam sebulan.

Jarak antara Wuhan dengan Kota Chongqing sekitar 1.000 kilometer atau sekitar enam jam perjalanan dengan menggunakan kereta cepat.

"Istri kalau ke kampus itu naik kereta cepat sekitar enam jam," ungkap dia.

 

Zuhri bersama putrinya pulang ke Indonesia pada 9 Januari 2020 sebelum kasus virus corona merebak di Wuhan. Sebelum ke Klaten, Zuhri sempat mampir ke rumah saudaranya di Jakarta.

"Rencana mau kembali ke sana (Wuhan) pertengahan Februari 2020. Tapi, belum tahu masih menunggu perkembangan di sana," ungkap Zuhri.

Lebih jauh, Zuhri menerangkan baru-baru ini dirinya menerima informasi kalau teman-temannya yang berada di universitas di Wuhan sedang menghadapi beban psikologis.

Pasalnya, banyak informasi yang tidak benar atau hoaks tentang virus corona di Wuhan yang beredar secara luas di media sosial.

"Sekarang teman-temannya di Wuhan menghadapi beban psikologis karena banyak komentar negatif dan isu hoaks tentang virus corona yang beredar di medsos," kata Zuhri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com