Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Minta Warga Tak Paranoid Hadapi Virus Corona

Kompas.com - 28/01/2020, 17:24 WIB
Perdana Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat tidak paranoid menghadapi wabah virus corona yang sedang melanda dunia.

"Jangan jadi paranoid, takut berlebihan. Yang harus dilakukan itu adalah waspada dan pemerintah telah meningkatkan kewaspadaan itu," kata Staf Ahli Kemenkes Bidang Desentralisasi, Roby Pattiselanno usai mengecek ruangan isolasi RSUP M Djamil Padang, Sumbar, Selasa (28/1/2020).

Baca juga: Cegah Virus Corona, Pengawasan Bandara dan Pelabuhan di Maluku Diperketat

Roby mengatakan, hingga kini belum ada warga Indonesia yang dinyatakan positif mengidap virus mematikan tersebut.

Roby mengatakan, gejala virus corona ini mirip dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) seperti demam tinggi, flu, dan lainnya.

Namun, untuk memastikan ada atau tidaknya virus corona dalam tubuh seseorang, perlu pengecekan laboratorium.

Kewaspadaan dilakukan pemerintah dengan meningkatkan kewaspadaan di bandara dan menyiapkan rumah sakit rujukan virus corona.

Itu mengapa di setiap bandara dilakukan pemeriksaan melalui thermal scanner.

Jika ada yang dicurigai langsung dirujuk.

"Tapi kita jangan jadi paranoid pada setiap orang yang kena flu sehingga menimbulkan ketakutan luar biasa," ucap Roby.

Untuk kasus wisatawan China yang telah berkunjung ke Sumbar, menurut Roby masyarakat Sumbar juga jangan sampai takut berlebihan sehingga melakukan tindakan di luar kewajaran.

Baca juga: Mana yang Lebih Berbahaya: Virus Corona Wuhan, SARS, atau MERS?

"Mereka itu datang sudah melalui pemeriksaan yang berlapis baik di China maupun di Sumbar. Saya yakin mereka tentu tidak ingin sakit dan menyebarkan virusnya ke Sumbar ini," ujar Roby.

Apalagi, virus tersebut masih diteliti apakah bisa menular melalui manusia ke manusia.

"Yang pasti virus corona itu menular melalui hewan ke manusia. Namun, untuk kasus penularan dari manusia ke manusia masih diteliti," kata Roby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com