Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Danau Batur Berubah Warna Jadi Hijau, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 28/01/2020, 13:20 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANGLI, KOMPAS.com - Air di wilayah Danau Batur, Bangli, diketahui berubah warna menjadi hijau sejak Senin (27/1/2020) kemarin.

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana mengungkapkan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi.

Devy mengatakan, perubahan warna di Danau Batur bukan hal yang baru dan merupakan fenomena musiman.

Kondisi tersebut biasanya terjadi saat peralihan musim panas ke hujan. Juga bisa terjadi ketika di daerah tersebut tingkat curah hujannya sedang tinggi.

Baca juga: Dilaporkan Hilang, Remaja di Bali Ditemukan Meninggal di Danau Batur

"Perubahan warna itu bisa berulang tiap tahun. Ini terjadi biasanya saat transisi kemarau menuju hujan, atau saat curah hujan sedang tinggi," kata Devy saat dihubungi, Selasa (28/1/2020).

Devi menuturkan, Danau Batur merupakan danau vulkanik yang masih berkaitan dengan Gunung Batur.

Maka, di dasar danau ada aktivitas vulkanik berupa semburan-semburan belerang.

Saat keadaan normal, belerang-belerang tersebut hanya mengendap di dasar danau. Hal tersebut karena suhu di dasar danau lebih dingin daripada di permukaan.

Kemudian, ketika hujan turun, maka membuat suhu air di permukaan menjadi lebih dingin dari suhu air di dasar danau.

Maka, hal tersebut memungkinkan terjadi peralihan atau air yang ada di dasar naik ke permukaan dan sebaliknya.

"Ketika musim hujan atau peningkatan curah hujan, akhirnya suhu di permukaan danau lebih dingin. Nah, ini arus konveksi. Air yang di bawah ke atas dan atas ke bawah. Akhirnya terjadi overturn atau pertukaran," kata Devy.

Karena mengandung belerang dan zat-zat lainnya, akhirnya mengubah warna air danau tersebut.

Baca juga: Tercemar, Air Danau Batur Bali Tidak Layak Dikonsumsi Langsung

Devy menambahkan, jika hal ini terjadi maka mengakibatkan pasokan oksigen di permukaan menipis.

Sehingga, akan membahayakan organisme atau ikan-ikan mati. Namun, biasanya perubahan warna ini hanya terjadi di titik-titik tertentu.

Terkait Gunung Batur, Devy menegaskan bahwa masih dalam kondisi normal.

Artinya, belum ada tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik di gunung yang masih aktif tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com