Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa Surabaya di Wuhan, Sempat Mengeluh Sakit Tenggorokan dan Sariawan

Kompas.com - 27/01/2020, 18:29 WIB
Ghinan Salman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Aprilia Mahardini (22) adalah satu di antara 11 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sedang belajar di Central China Normal University (CCNU) Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Tengah.

Saat ini, Aprilia bersama 11 mahasiswa Unesa yang menempuh studi di CCNU ditempatkan di Asrama CCNU, Wuhan.

Orangtua Aprilia, Trisuto Kustihandono (53) mengatakan bahwa sebelum virus corona mewabah di Wuhan, China, anaknya sempat mengeluh sakit tenggorokan dan sariawan.

"Anak saya sempat khawatir, masalahnya sebelum virus itu mewabah, dia sempat mengeluh ada sariawan sama tenggorokannya sakit," kata Trisuto saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Baca juga: Warga China yang Dirawat di Surabaya Negatif Virus Corona, Masyarakat Diminta Tak Panik

Mendengar kabar itu, Trisuto meminta sang anak untuk berobat ke dokter.

Namun, lantaran biaya berobat di China yang cukup mahal, Aprilia tidak jadi berobat.

"Katanya biaya berobat di sana mahal. Tapi alhamdulilah sudah sembuh, sudah tidak apa-apa, sehat. Tadi pagi saya telepon kondisinya baik-baik kok," ujar dia.

Saat pertama kali mendengar informasi mewabahnya virus corona di Wuhan,  Trisuto mengaku selalu memikirkan kondisi kesehatan anaknya itu.

Bahkan, setiap malam ia selalu bertukar kabar melalui aplikasi WhatsApp untuk mengetahui dengan pasti kondisi kesehatan anaknya yang kini terisolasi bersama 11 mahasiswa Unesa lainnya di Wuhan, China.

"Untuk memastikan kondisi kesehatannya, saya komunikasi terus dengan anak saya setiap hari. Bahkan setiap hari bisa sampai 4-5 kali," kata dia.

Berdasarkan kabar yang ia dapat dari putrinya di Wuhan, keadaan di Kota Wuhan seperti kota mati.

Terlebih, sejak 23 Januari 2020, semua alat transportasi, baik kereta api, bus, maupun pesawat dari dan ke Wuhan ditutup total untuk sementara.

Ia mencemaskan kondisi anaknya apabila berlama-lama berada di ruang isolasi dan harus selalu diawasi ketika akan bepergian.

Desakan kepada pemerintah

Untuk itu, Trisuto mendesak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di China agar tidak sekadar berkoordinasi tanpa ada langkah konkret.

Sebab, ia yakin para orangtua lain juga sangat mencemaskan kondisi kesehatan anaknya yang tengah menempuh studi di Wuhan, China.

"Saya ingin KBRI dan Kemenlu ambil langkah konkret. Nasib orang-orang di situ, terutama 12 mahasiswa Unesa itu termasuk anak saya segera teratasi. Apalagi penyebaran virus corona itu cepat sekali," kata dia.

"Saya sebagai orangtua rasanya waswas terus. Enggak bisa tidur. Masalahnya penularannya kelihatannya terlalu mudah menjangkiti orang lain," kata Trisuto.

Baca juga: Hindari Virus Corona, 12 Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya di Wuhan Diisolasi

Di sisi lain, ia juga menginginkan agar 12 mahasiswa Unesa bisa segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Bahkan, jika perlu, para mahasiswa itu segera dipulangkan ke Tanah Air.

"Kalau proses pemulangannya belum memungkinkan. Paling tidak anak-anak itu ditempatkan di tempat yang lebih kondusif yang agak aman. Permintaan kami begitu," kata dia.

Sebelumnya, Rektor Unesa Nurhasan memastikan 12 mahasiswanya tersebut dalam kondisi sehat dan aman.

Saat ini, menurut Nurhasan, kantor urusan internasional Unesa terus berkomunikasi dengan Kemenlu terkait informasi terbaru dan kondisi kesehatan mahasiswanya di Wuhan.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan akan terus berkonsultasi dengan Konsulat Jenderal (Konjen) RRT di Surabaya untuk membantu memantau perkembangan seluruh mahasiswa asal Jatim, sehingga tidak sampai terpapar virus corona.

"Pemprov Jatim akan melakukan yang terbaik, karena mereka adalah anak-anak Jatim dan ini menjadi perhatian kita. Termasuk di antaranya mengupayakan opsi pemulangan jika itu merupakan langkah terbaik," kata Khofifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com