Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ardian, Relawan yang Potong Rambut Sukiyah Jadi Sarang Tikus: Saya Merinding Sampai Keringatan

Kompas.com - 27/01/2020, 12:06 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Ardian Kurniawan Santoso (33), relawan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengatakan, tak mudah untuk memotong rambut Sukiyah warga Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kemacamatan Getasan, Kabupaten Semarang tersebut.

Pasalnya, rambut gembel sepanjang kurang lebih dua meter itu sudah menjadi sarang tikus dan ulat.

Tak hanya itu, Sukiyah dikenal tetangganya gampang mengamuk. Bahkan, setahun lalu saat akan dimandikan oleh enam orang, dia mengamuk dan menggigit orang yang memegangnya.

Baca juga: Cerita di Balik Sukiyah, Hidup Seorang Diri dengan Berteman Gelap hingga Rambut Jadi Sarang Tikus

Sukiyah selama hampir 27 tahun hanya berada di rumah dengan kondisi duduk dan rambutnya tak pernah dipotong.

Selama 30 menit, Ardian berbicara dan meminta izin kepada Sukiyah untuk memotong rambutnya.

Ardian mengatakan, proses pemotongan rambut Sukiyah membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Selain panjang, rambut Sukiyah sangat alot saat dipotong.

"Bulu kuduk saya merinding semua saat memotongnya, saya sampai keringatan," katanya.

Baca juga: Setelah Viral, Sukiyah Si Pemilik Rambut 2 Meter Sarang Tikus Akhirnya Didampingi Pemda Semarang

Setelah dipotong, Sukiyah pun mengajukan permintaan kepada dirinya untuk dikeramas dengan sampo warna hitam dan diobatin.

Ardian menceritakan, saat kali pertama bertemu dengan Sukiyah, kondisinya sangat memprihatinkan. Kakinya sudah lemah sehingga tak bisa digunakan untuk berjalan.

"Dia cuma duduk selonjor dan kalau berpindah tempat ndlosor karena tangannya juga lemah," jelasnya.

Baca juga: Ini Permintaan Sukiyah Setelah Rambutnya yang Jadi Sarang Tikus Dipotong

Sukiyah, kata Ardian, memang melakukan semua aktivitasnya di dalam rumah. Bahkan, dia buang air besar dan kecil di dalam rumah sehingga mengeluarkan bau menyengat.

Setelah rambutnya dipotong, kata Ardian, Sukiyah sudah mulai berkomunikasi dengan dunia luar.

Ardian mengatakan, dirinya mencoba meyakinkan Sukiyah bahwa orang-orang yang berada di sekeliling Sukiyah adalah orang baik.

"Dia sekarang sudah berada di tempat yang lebih baik dan layak. Saya bilang, ini semua teman-teman saya. Jangan khawatir semua menjaga jenengan (anda)," ungkapnya.

Baca juga: Awal Perjumpaan Ardian dengan Sukiyah: Bermula dari Cerita Teman hingga Potong Rambut Gimbal 2 Meter yang Jadi Sarang Tikus

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Semarang, Gunadi mengungkapkan, Sukiyah saat ini dirawat di Rumah Pemulihan Efata.

"Sukiyah didampingi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Getasan. Perkembangannya juga dipantau secara rutin," ujar Gunadi saat dihubungi, Minggu (26/1/2020).

Baca juga: Sosok Ardian, Relawan Penolong Sukiyah dari Rambut 2 Meter Sarang Tikus: Mantan Residivis Keluar Masuk Penjara

Gunadi mengungkapkan, agar kejadian seperti Sukiyah tak lagi terulang, dia meminta agar masyarakat segera berkomunikasi dengan perangkat desa atau TKSK jika ada kejadian serupa.

"Masyarakat harus segera melaporkan kejadian ke perangkat atau TKSK. Kita harus juga membiasakan hidup bersih dan sehat, termasuk juga merawat rambut," ungkapnya.

 

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Ungaran, Dia Ade Permana | Ediotor: Candra, Setia Budi, David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com